Hospital disaster plan merupakan pedoman bagi rumah sakit dalam melakukan perencanaan dan penyiagaan terhadap kejadian bencana yang salah satu komponennya adalah pengorganisasian dan sistem komunikasi untuk memberikan perawatan medis segera dan efektif semaksimal mungkin, dan untuk meminimalkan morbiditas serta mortalitas akibat mass casualty incident.  Pengorganisasian dan sistem komunikasi adalah salah satu komponen disaster plan untuk menilai kesiapan rumah sakit dalam penanggulangan bencana[1]. Hospital preparedness merupakan salah satu bagian dari disaster plan yang harus dibangun sesuai dengan standar protokol. Hopital preparedness mencakup tindakan, program, dan sistem yang dikembangkan dan diterapkan sebelum sebuah insiden besar untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas rumah sakit untuk menanggapi bencana dan keadaan darurat [2]

Peristiwa covid-19 ini menjadikan skenario yang baru buat rumah sakit, sehingga rumah sakit merasa belum siap dalam menghadapinya. Masalah lain adalah, tidak semua Rumah Sakit yang merasa bahwa simulasi ini penting dan harus dilakukan minimal setiap tahun. Sehingga ketika terjadi bencana rumah sakit sering mengabaikan dokumen perencanaannya dan kembali terjadi kekacauan dalam menanggulangi bencana. Tidak hanya pada pandemi tapi hal ini juga terjadi pada bencana alam lainnya. Bencana yang terjadi kali ini memang mengejutkan semua pihak dan kembali Rumah Sakit yang menjadi titik akhir kedatangan semua pasien datang, dari mulai mengaktifkan system komando, cara mengkomunikasikan dan pengadaan logistik serta SOP-SOP baru mulai disiapkan. Ini memang kasus baru buat semua  Rumah Sakit sehingga sangat penting untuk Rumah Sakit selalu siap dan menjadikan masalah covid-19 adalah kasus baru yang harus disiapkan skenarionya.

Dalam hal ini, penerapan hospital disaster plan dapat dikembangkan lebih  lanjut menjadi sebuah permainan yang mana pemain bertindak sebgai pembuat keputusan atas apa yng terjadi didalam permainan entah itu saat penanganan atau pun pengantisipasian terjadinya penyebaran virus lebih lanjut.

Pemain harus mengamati area ataupun wilayah yang mereka pilih sebelumnya dan menggunakan tindakan mereka untuk menyembuhkan hotspot penyakit ini. Lebih buruk lagi, pada gilirannya penyakit akan mulai berkembang di kota lain atau mungkin menjadi lebih buruk di kota yang sudah terinfeksi. Seiring berjalannya waktu, virus ini akan bermunculan dan menyebabkan kota yang tadinya bersih dibanjiri wabah. dengan setiap penyakit mengancam untuk melenyapkan seluruh wilayah orang. Terserah para pemain untuk menghadapi ancaman sebelum terlalu banyak orang terinfeksi. Pemain harus menyeimbangkan menjaga penyakit tetap terkendali dengan menemukan obatnya sebelum waktu habis. Jika pemain mampu menyembuhkan semua penyakit tepat waktu dan mengendalikan wabah, mereka akan memenangkan permainan. Jika tidak, dunia akan hancur dan itu semua adalah kesalahan pemain yang dapat menjadi evaluasi untuk game selanjutnya.

Game ini merupakan simulasi respons terhadap realitas saat ini, yang menampilkan beberapa tahapan yang mengandung pandemi, seperti meneliti penyakit, menggunakan teknik seperti pelacakan kontak, dan mengembangkan vaksin.game ini menangkap gagasan tentang jenis respons yang diperlukan untuk menghentikan sesuatu seperti Covid-19. Tugas-tugas ini dimaksudkan untuk mendorong anggota tim manajemen insiden untuk mengambil tindakan yang diperlukan terkait dengan peran dan tanggungjawab mereka [3]

Adapun tujuan dari permainan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta sebagai individu yang siap dan tahu bagaimana penanggulangan bencanayang seharusnya diselesaikan secara terarah, terencana, terpadu, terkoordinasi, dan sinergi dengan kebutuhan, mengendalikan kegiatan penanggulangan bencana yang lebih professional.

Daftar Pustaka

[1] Siregar, L. A., & Husna, C. (2018). PENGORGANISASIAN DAN SISTEM KOMUNIKASI DENGAN HOSPITAL PREPAREDNESS DALAM PENANGGULANGAN BENCANA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 3(4).

[2] Nekoie-Moghadam, M., Kurland, L., Moosazadeh, M., Ingrassia, P. L., Della Corte, F., & Djalali, A. (2016). Tools and checklists used for the evaluation of hospital disaster preparedness: a systematic review. Disaster medicine and public health preparedness, 10(5), 781-788.

[3] Djalali, A., Castren, M., Hosseinijenab, V., Khatib, M., Ohlen, G., & Kurland, L. (2012). Hospital Incident Command System (HICS) performance in Iran; decision making during disasters. Scandinavian journal of trauma, resuscitation and emergency medicine20(1), 1-7.