Menjaga kesehatan mental juga menjadi faktor utama yang harus diperhatikan selama pandemi Covid 19. Semakin bertambahnya jumlah korban Covid 19 semakin besar pula pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal mengurangi penyebaran Covid 19. [1] Namun disisi lain orang orang menjadi terbatas ketika ingin melakukan suatu hal yang dimana ini berdampak pada kondisi psikologis orang orang yang selalu berdiam diri dan terkurung di dalam rumah. Banyak dari orang orang didalam rumah tersebut merasakan gejala-gejala kesehatan mental antara lain kecemasan dan depresi. Hal ini cukup memprihantikan mengingat dikala pandemic seperti ini orang orang harus menjaga kesehatan, baik kesehatan mental maupun kesehatan fisik.

Seiring berkembangnya teknologi, orang orang yang melakukan isolasi di rumah masing masing sekarang bisa menikmati kecanggihan teknologi. Mereka bisa menggunakan media Virtual Reality untuk menjadi obat dari penyakit mental tersebut.[2] Teknologi Virtual Reality bisa digunakan untuk menampilkan video therapy atau game yang dikhususkan untuk menterapi orang orang yang mengalami gangguan mental. Dengan menggunakan VR mereka bisa memulai terapi harian dan juga diberikan konsultasi secara online melalui conference meeting dengan para psikolog yang siap membantu dikala pandemic seperti ini.

Mengingat semua dibatasi oleh aturan aturan yang mengharuskan untuk isolasi didalam rumah. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi penenang sekalipun obat bagi orang orang mengalami gangguan selama pandemi berlangsung. Sebagai kesimpulan teknologi juga bisa dijadikan alat atau obat bagi bagi orang yang memiliki penyakit gangguan mental.

[1] QJM: An International Journal of Medicine, Volume 113, Issue 5, May 2020, Pages 311–312, https://doi.org/10.1093/qjmed/hcaa110

[2]M. Quwaider, A. Alabed, and R. Duwairi, β€œThe Impact of Video Games on the Players Behaviors: A Survey,” Procedia Computer Science, vol. 151, pp. 575–582, 2019, doi: 10.1016/j.procs.2019.04.077.

[3] HOFFMAN, H. (2004). VIRTUAL-REALITY THERAPY. Scientific American, 291(2), 58-65. Retrieved January 1, 2021, from http://www.jstor.org/stable/26060647