Peningkatan dari covid-19 ini semakin marak, meskipun sempat dilakukan PSBB(Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada sekitar bulan maret sampai sekitar bulan juli-agustus, dan sekarang sedang menjalani new normal dimana semua orang diharuskan menjaga jarak, membiasakan cuci tangan dan menggunakan masker ketika keluar rumah tapi virus ini tetap saja dapat dengan mudah menular. meskipun cara menularnya dapat terjadi karena beberapa faktor, saya akan menggaris bawahi faktor yang sekarang mungkin banyak orang yang sudah meremehkannya, faktor ini adalah tidak menggunakan masker, jika kita lihat di kafe-kafe atau warung kopi pasti banyak orang yang sedang berkumpul tanpa menggunakan masker. tidak hanya ketika nongkrong saja, banyak orang yang mulai meremehkan dengan tidak menggunakan masker ketika keluar kemanapun itu.

Maka dari itu terciptalah ide untuk membuat orang-orang melihat bagaimana sih orang yang terpapar virus corona itu, karena seperti yang kita tahu bahwa ketika ada orang yang positif terpapar virus ini maka orang yang boleh mendekatinya hanya yang lengkap menggunakan peralatan kesehatan, maka dari itu dengan permainan virtual reality ini selain orang dapat melihat orang yang sedang terpapar virus ini, mereka juga akan mengerti usaha keras dari para tenaga medis yang bekerja paling dekat dengan pasien virus corona ini. Diharapkan ini dapat memberikan sedikit rasa waspada terhadap masyarakat sehingga tidak menyepelehkan wabah virus corona ini.

Permainan Simulasi; COVID-19; Virtual Reality; Tenaga Keja Medis

Kita perlu untuk memberikan support kepada garda terdepan dalam melawan virus ini, selain support kita juga harus merasakan simpati terhadap mereka yang bahkan tidak bisa kembali kerumah masing-masing karena harus merawat pasien yang ada. Cemas dan merasa stres merupakan hal yang dirasakan oleh para tenaga medis yang menangani banyaknya kasus virus corona ini, kecemasan dan stres akan berdampak pada kualitas tidur mereka[2]. selain merasakan apa yang tenaga medis rasakan, dalam permainan ini kita akan dibawa untuk membantu menangani pasien yang terkena virus corona ini, salah satunya kita akan membantu mereka dengan memberikan terapi oksigen. Terapi oksigen merupakan langkah pertama untuk mengatasi gangguan pernapasan. Ventilasi mekanis non-invasif (NIV) dan invasif (IMV) mungkin diperlukan dalam kasus kegagalan pernapasan yang refrakter terhadap terapi oksigen. [1]. Karena sekitar 75% orang yang dirawat karena virus corona ini memerlukan terapi oksigen tambahan, jika ada pasien yang tidak bisa menerima oksigen lewat terapi konvensional maka akan diberikan oksigen kanulasi yang telah dipanaskan dan dilewatkan hidung [3]

Daftar Pusaka

[1] Marco Cascella; Michael Rajnik; Arturo Cuomo; Scott C. Dulebohn; Raffaela Di Napoli. 2020. Features, Evaluation, and Treatment of Coronavirus di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/ (di akses 1 Januari 2021)

[2] Han Xiao and Yan Zhang. 2020. The Effects of Social Support on Sleep Quality of Medical Staff Treating Patients with Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in January and February 2020 in China di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7075079/ (di akses 1 Januari 2021)

[3] Joost Wiersinga. 2020. Pathophysiology, Transmission, Diagnosis, and Treatment of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/2768391 (di akses 1 Januari 2021)