• Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Di era sekarang di era digital dan teknologi serta era bebas untuk bermedia baik media tulis maupun media sosial yang bisa diakses dengan sangat mudah dimanapun dan kapanpun yang seolah olah tidak terhalang oleh apapun.

meningkatnya kebebesan media sosial memberikan banyak dampak baik dampak positif maupun dampak negatif yang mana kita sebagai seorang konsumen harus tetap bijak dalam memilah dan memilih informasi yang disajikan di media yang beredar.

salah satu dampak negatif dari kemudahan mengakses media sosail adalah munculnya hoax yang berpengaruh besar dalam kehidupan bermasyarakat, berpolitik dan aspek kehidupan lainnya.

Hoax seperti dibuat oleh orang pintar yang jahat dan disebarkan oleh orang baik yang bodoh 

yang mana tyak bisa dipungkiri kemajuan tekhnologi komunikasi seperti smartphone pada era sekrang turut ambil andil merusak pola pikir masyarakat yang pada hakikatnya mudah terprovokasi oleh hoax.

ketika hoax telah berakar di pikiran kita ia bagaikan virus yang menggorogoti akal sehat kita. bagaikan sesuatu yang tak berwujud tetapi mempengaruhi perilaku kita sehari-hari.

Menjamurnya hoax sering mengacaukan pikiran kita. Jika tak teliti, kita dapat dengan mudah ditipu olehnya. Organisasi non-profit First Draft mencatat setidaknya ada tujuh jenis mis-informasi serta disinformasi yang marak beredar di dunia maya. Apa saja itu?

 

  • Satir

Satir merupakan konten yang dibuat sebagai sindiran pada pihak tertentu.Konten yang dimuat dikemas dalam unsur parodi, ironi bahkan sarkasme. Umumnya, satir dibuat sebagai bentuk kritik pada individu atau kelompok atas berbagai masalah yang sedang terjadi. 

Satir termasuk dalam konten yang tidak membahayakan. Namun, tak jarang pembaca justru menganggapnya sebagai sebuah hal seirus. Alhasil, banyak yang tertipu dan meyakini konten satir adalah suatu kebenaran.

  • Misleading Content (Konten Menyesatkan)

Misleading content atau konten menyesatkan adalah penggunaan informasi untuk membingkai suatu isu atau pihak. Konten semacam ini dibuat secara sengaja dan diharapkan dapat menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi. Misleading content  terjadi dengan cara memanfaatkan informasi asli seperti gambar, pernyataan resmi atau statistik namun diedit dan tidak dihubungkan dengan konteks aslinya.

  • False Context (Informasi Salah Konteks)

Sesuai dengan namanya, false context menggunakan informasi asli namun disebar dalam konteks yang keliru. Umumnya, informasi yang dipakai adalah pernyataan, foto atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat namun konteks yang ditulis tidak sesuai dengan realita. Ini terjadi lantaran karena jurnalistik yang buruk atau untuk mendorong opini khalayak.

Sebagai contoh, dalam cuitan salah satu akun Twitter tertulis narasi yang mempertanyakan kesiapan Brimob untuk mengamankan kondisi di Papua dilengkapi dengan video. Namun, penelusuran Turn Back Hoax justru menemukan fakta bahwa video yang digunakan adalah kejadian bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa pada 2006 di halaman kampus Universitas Cendrawasih.

  • False Conection ( salah koneksi )

Selain false context, ada pula false connection yang memakai caption, judul, atau sumber visual yang tidak sesuai dengan konten tulisan. Berita bohong semacam ini biasanya dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan berupa profit atau ekspos berlebih dari konten sensasional. 

  • Imposter Content (Konten Tiruan)

Sesuatu yang berbau tiruan juga merambah pada ranah informasi. Konten tiruan atau imposter content mendompleng ketenaran suatu pihak. Mereka membuat tiruan yang terlihat seolah asli agar dapat menipu masyarakat. Sudah banyak kasus semacam ini mencatut lembaga atau perusahaan resmi. Salah satunya dialami GOJEK.

  • Manipulated Content (Konten Manipulasi)

Kecanggihan teknologi memungkinkan sebuah informasi asli dimanipulasi untuk mengelabui bahkan memprovokasi pembaca agar percaya pada konten yang dibuat. Peristiwa semacam ini sering menimpa media-media besar yang beritanya disunting oleh tangan-tangan usil.

  • Fabricated Content (Konten Palsu)

Di antara jenis berita bohong lain, fabricated content termasuk konten dengan menciptakan informasi baru yang sama sekali tidak dapat dipercaya. Fabricated content berbahaya bila pembaca tidak cermat ketika mengakses informasi tersebut. Ada banyak contoh dari fabricated content. Informasi lowongan pekerjaan jadi salah satunya yang membuat resah dan dapat merugikan banyak pihak.

Sudah sewajarnya kita lebih cermat dalam memilah informasi. Manfaatkan pula sarana cek informasi melalui situs resmi seperti Turn Back Hoax agar kamu terhindar dari kabar yang tidak jelas kebenarannya, lalu jangan mudah percaya dengan satu sumber saja, tetaplah bijak dalam memilih dan dan memilah berita yang tengah beredar, jangan mudah terprovokasi.