Empati didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik, mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Dapat diartikan bahwa empati adalah kemampuan menciptakan keinginan untuk menolong orang lain, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, menyamakan diri dengan orang lain. Empati membuat anda memiliki perasaan untuk membantu secara alami tanpa paksaan.  Para ilmuwan menganalisis dari 46.861 orang, ditemukan bahwa faktor genetik menjelaskan sejumlah besar perbedaan dalam kemampuan untuk memahami emosi orang lain.

 

Related image
  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

https://images.app.goo.gl/ekg66EXQvGCz2xHv6

 

Empati dibagi kedalam 3 macam yaitu kognitif, emosional, dan penyayang.

  1. Kognitif, dapat menghubungkan dan memahami apa yang dipikirkan atau dirasakan orang lain.
  2. Emosional, dapat dengan benar-benar merasakan yang orang lain rasakan.
  3. Penyayang, memiliki keinginan untuk membantu orang lain meskipun tidak mengenalnya.

 

Zaman sekarang, sifat empati yang dimiliki oleh manusia mulai luntur. Lunturnya sifat empati dapat disebabkan oleh lingkungan keluarga yang tidak ramah dan hangat, tingginya egois dan individualisme karena zaman sekarang manusia berlomba-lomba menjadi yang terbaik hingga kadang melalui cara yang salah, dan hidupnya tercukupi dalam segala aspek yang membuat ia tidak merasakan yang orang lain rasakan.  Manusia yang tidak memiliki rasa empati akan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Ia akan cenderung tidak sinkron dengan orang lain, sulit berbahagia, bicara lebih banyak tentang diri sendiri tanpa peduli cerita orang lain, mengatakan sesuatu yang menyakiti orang lain, dan sulit menjaga hubungan pertemanan. Cara menghadapi orang yang tidak memiliki empati ialah dengan sabar dan berpikir open minded.

 

Mengapa manusia membutuhkan rasa empati? Karena manusia tidak dapat hidup sendiri dengan kata lain manusia membutuhkan orang lain untuk saling membantu maka dari itu dinamakan makhluk sosial. Jika orang lain mengalami hal yang buruk, sebagai orang yang tidak memiliki rasa empati setidaknya jangan merasa dirinya lebih oke daripada orang itu. Contohnya saja jangan pernah bilang kepada orang lain “Saya pernah merasakan lebih dari yang anda rasakan.”, tidak sopan rasanya jika sesama makhluk sosial anda berbicara seperti itu. Seseorang yang tidak memiliki rasa empati, dapat membangun perasaan itu perlahan-lahan dengan meditasi, berlibur, berbicara dengan orang yang dipercaya, dan berada di lingkungan yang baik.

 

Empati juga dapat disalahgunakan seperti jika terdapat orang lain yang berempati berlebihan kepada orang lainnya, itu bisa saja empati yang didasari oleh kemauan pribadi yang mengarah negatif. Korban dari orang yang berempati negatif ini harus dapat memilih dan memilah yang baik. Jangan mudah percaya oleh bualan empati orang lain karena dapat menyesatkan diri sendiri.

 

Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke sebuah restoran Yoshinoya. Saya mendapatkan pelajaran baik dari pegawai restoran ini. Saya melihat seorang Bapak Gojek yang sudah sangat tua sedang mengantri membeli makanan untuk pesenan clientnya. Lalu saya melihat 2 kotak nasi diberikan kepada Bapak Gojek. “Ini yang satunya buat pesenan Bapak, yang ini buat Bapak. Jangan sampai keliru ya, pak.:)”, kata pegawainya. Disitu saya merasa bahagia dan salut melihat restoran besar seperti ini memiliki rasa empati yang luar biasa.