Para siswa penghafal Quran dari Nurul Fikri Boarding School yang selamat dari Tsunami saat menginap di Umbul Tanjung Resort masih menjadi perbincangan. Bagaimana kisahnya dari dekat? Adi, penjaga villa itu, menceritakan kisah ajaibnya.

Adi adalah salah satu saksi mata ketika tsunami tak menerjang villa yang dijaganya. Padahal villa itu berada di pesisir Pantai Anyer, Desa Umbul Tanjung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.

Saat kejadian, tutur Adi, tidak ada tanda-tanda berupa gempa bumi maupun surutnya air laut. Tak ada yang menyadari datangnya tsunami. Para siswa Nurul Fikri yang telah dua pekan menginap di situ pun sedang menghafal Alquran seperti biasanya.

Tiba-tiba dari luar terdengar teriakan. “Ada tsunami!”

Teriakan orang-orang itu membuat para tamu villa siaga. Namun mereka tidak keluar villa. mereka hanya melihat air di pagar belakang villa tersebut.

Anehnya, air hanya sampai depan pagar. Tak sedikit pun tsunami menyentuh halaman villa.

Gerbang yang terbuat dari besi pun utuh tak tersentuh air. Padahal, di luar pagar ada gubuk kayu yang hancur tersapu tsunami.

Adi sangat bersyukur atas keajaiban itu. Padahal di sekitar villa yang dijaganya, banyak bangunan dan warung yang tertimpa tsunami.

Saat itu, rombongan siswa Nurul Fikri menempati enam bangunan di villa yang ia jaga. Satu bangunan lagi di villa itu diisi oleh satu keluarga di luar rombongan Nurul Fikri.

Selama di villa, rombongan siswa Nurul Fikri itu sehari-harinya hanya membaca dan menghafal Al Quran. Menurut Adi, mereka hanya berhenti saat makan, sholat dan istirahat.

Ai Nur Aini, guru Nurul Fikri yang ada di lokasi saat itu, menjelaskan lebih detil. Pada saat tsunami, ada 55 santri menyaksikan kedahsyatan air yang meluluhlantakkan hotel dan rumah warga di sekitar pantai.

Sebelum tsunami, melalui lantai dua villa yang mereka tempati, terlihat anak Gunung Krakatau mengeluarkan api dan laharnya. Walaupun sempat khawatir, mereka tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.

Namun kemudian terdengar suara gemuruh.

“Baru selesai hafalan setoran tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Awalnya dipikir hujan tapi ternyata enggak ada airnya, tiba-tiba dari belakang yang dekat ke pantai itu santri putra lari-lari (teriak) itu air, itu ada air. Kita sempat panik itu air apa,” tutur Ai seperti dikutip Republika.

Tak lama kemudian, air tersebut surut begitu saja dan hanya menghantam pagar pembatas belakang villa. [Ibnu K/Tarbiyah]

Sumber : https://www.tarbiyah.net/2018/12/kesaksian-penjaga-villa-tentang.html