Seperti yang kita tahu, manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi antara satu dengan lainnya. Dari interaksi inilah manusia belajar bagaimana kehidupan ini memainkan drama dan sandiwara yang sangat indah. Keindahan yang membuat setiap manusia merasakan bahagia, sedih, duka bahkan menangis dan tertawa di waktu yang sama.
Dalam hidup ini aku dikenal sebagai orang yang sabar dan mudah beradaptasi dengan keadaan. Namun, sewajarnya seorang yang berumur 20-an, aku juga memiliki ego sama seperti manusia sebayaku. Jiwa-jiwa muda yang membara untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri ini bercambuk sejak aku duduk di bangku SMA.
Sifat sabarku akan muncul jika apa yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi. Memang benar semua yang diharapkan harus diperjuangkan. Namun, jika diri ini telah berjuang secara maksimal maka harapan untuk hasil terbaik adalah tetap tawakal kepada Tuhan. Bukan tanpa alasan, karena apa yang sudah terjadi tidak dapat diubah kembali dan yang dapat dilakukan setelahnya adalah menjadikannya pelajaran untuk memperjuangkan hal lainnya.
Lingkungan baru merupakan salah satu hal yang aku suka, karena dari sini aku dapat mengembangkan diriku dan bersosialisasi dengan orang-orang baru yang belum aku kenal sebelumnya. Dibalik sifatku yang mudah beradaptasi, aku merupakan pribadi yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Dengan rasa itu, aku berani berbicara di depan banyak orang tanpa rasa takut.
Selain dari kedua faktor yang aku peroleh dari teman-teman, aku juga memiliki faktor lain yaitu rapi, bersih dan suka berimajinasi. Entah kenapa aku sangat tidak senang melihat barang-barang berserakan tidak pada tempatnya. Atau hingga membuatku meluangkan waktu untuk mencari barang-barang yang aku butuh. Dari kasus semacam ini yang menjadi dasar sekaligus motivasiku untuk menjadi pribadi yang rapi dan bersih. Dengan kebiasaan rapi dan bersih ini pula aku juga belajar untuk menghargai orang-orang yang ada di sekitarku dan bertemu denganku.
Untuk jiwa imajinasi, sudah ada sejak aku duduk di bangku sekolah dasar. Namun, orang tuaku tidak menyetujui aku bergelut dibidang seni. Walau begitu, saat menginjak perkuliahan aku mencoba untuk mencari pelatihan-pelatihan desain yang dapat mengasah kemampuanku untuk berimajinasi dan tentunya menghasilkan. Aku memulai dengan mengikuti kelas desain bangunan 3D ditahun pertama kuliah dan dilanjutkan dengan kelas pelatihan Desain Grafis di tahun kedua. Aku senang karena dapat menyalurkan hobi dengan bimbingan ahli.
Sekian yang dapat aku sampaikan terkait kehidupanku dan faktor yang aku miliki. Terima kasih 🙂
Recent Comments