Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi siswa sekolah dasar karena mereka menganggap bahwa mata pelajaran ini sulit untuk dipahami, tidak menarik, dan membosankan [1]. Disisi lain mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran penting yang harus dipahami oleh siswa, karena ilmu matematika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini disebabkan pembelajaran matematika sering difokuskan pada pemberian sejumlah konsep, rumus, dan prosedur yang harus diingat. Selain itu, pembelajaran dilakukan dengan pola-pola yang monoton. Pembelajaran diawali dengan menjelaskan konsep atau prosedur, lalu menyelesaikan masalah yang terdapat dalam buku pegangan siswa atau lembar kerja siswa [2].

Pembelajaran di atas dilakukan secara terus menerus, sehingga membosankan. Terutama untuk karakter anak SD, kebanyakan dari mereka masih senang bermain dan dunia mereka penuh dengan nuansa bermain [3]. Salah satu pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar sambil bermain adalah pembelajaran berbasis permainan.

Sebuah media pembelajaran dapat diambil dari mana saja, salah satunya adalah dari permainan papan. Permainan papan sendiri merupakan suatu permainan yang dimainkan di atas “papan khas” yang dimainkan oleh dua orang atau lebih, melalui sebuah peraturan yang berkaitan dengan permainan tersebut. Salah satu permainan papan lokal yang erat kaitannya dengan pembelajaran matematika adalah “Seratus”.

Seratus merupakan sebuah permainan papan untuk anak-anak delapan tahun ke atas yang dapat dimainkan oleh tiga hingga enam orang pemain [4]. Dalam permainan ini, pemain akan dilatih logika operasi matematikanya terutama tentang penjumlahan dan pengurangan.

Wujud dari permainan papan “Seratus” adalah berupa kumpulan kartu yang berisi berbagai nilai angka positif, angka negatif, dan kartu spesial. Tujuan dari permainan ini adalah untuk menumpukkan kartu-kartu angka tersebut, menjumlahkannya dan berusaha mempertahankan agar jumlah angka yang tertumpuk tidak melebihi nilai seratus.

Para pemain akan dibagikan beberapa kartu, menumpukkannya secara bergiliran di tengah area permainan, dan setiap selesai mendapat giliran. mereka harus mengambil satu kartu baru dari deck. Saat menumpukkan kartu, pemain harus dengan lantang menyebutkan berapa jumlah dari kartu yang telah tertumpuk.

Pemain yang salah menyebutkan jumlah atau tidak dapat menumpukkan kartu akan mendapatkan kartu pinalti. Saat semua kartu telah habis tertumpuk, pemain dengan nilai kartu pinalti tersedikit adalah pemenangnya.

Daftar Pustaka

[1] Ferryka, Putri Zudhah. “Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar“, Jurnal Magistra Vol 29 No 100 Juni Halaman 58-64.

[2] Rahaju dan S. Rudi Hartono. “Pembelajaran Matematika Berbasis Permainan Monopoli Indonesia“, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2.

[3] A. N. Suprapto, “Permainan Monopoli Sebagai Media Untuk Meningkatkan Minat Belajar Tata Boga di SMA“, Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, no. 1, p. 37-43, Mei 2013

[4] “Seratus,” PlayDay. [Online]. Available: https://www.playday.id/boardgame/1316/seratus. [Accessed: 13-Oct-2020].