• Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telekomunikasi, sistem penyiaran televisi mendapatkan dorongan yang kuat untuk migrasi dari sistem televisi analog menuju sistem televisi digital. Salah satu perbedaan antara siaran TV analog dengan digital adalah pada pemanfaatan spektrum frekuensi radio sebagai sumber daya alam yang sangat terbatas. Yang mana pada TV Digital jauh lebih hemat dibandingkan dengan spektrum frekuensi radio pada TV Analog. Namun meskipun demikian, perlu dilakukan pengukuran untuk melihat daya sinyal yang diterima pada TV Digital khususnya pada mode penerimaan bergerak.

Pengukuran ini dilakukan pada tiga kota dengan total 27 lokasi. Yang pertama adalah kota Surabaya dengan jumlah 10 lokasi, yang meliputi Kertajaya, Medokan Ayu, Ketintang, Lidah Kulon, Tunjungan, Tugu Pahlawan, Sunan Ampel, Tanjung Perak, Gayungan, dan Tandes. Kota kedua adalah Sidoarjo yang terbagi atas 9 wilayah meliputi Rewwin, Gedangan, Sepanjang, Krian, Gempol, Taman Pinang, Tarik, Tulangan, dan Porong. Kota ketiga adalah Gresik, yang terbagi atas 8 wilayah meliputi Manyar, Gresik, Kebomas, Sidayu, Bungah, Duduk Sampeyan, Menganti, dan Driyorejo.

Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui daya terima stasiun televisi pada sisi penerima. Tiga stasiun TV yang diukur adalah Metro TV, Trans TV, dan TVRI. Saat pengukuran dilakukan, mobil akan menggunakan tiga macam kecepatan, yaitu saat mobil berkecepatan 0 km/jam, kecepatan 20km/jam, dan kecepatan 40km/jam. Pengukuran ini dilakukan sejak bulan Maret sampai bulan Mei 2019.

Pengukuran ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode Quality of Service (QoS) dan Quality of Experience (QoE). Metode QoS dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengukuran. Menggunakan mobil dan dua PC, signal hound untuk mengetahui daya terima sinyal, USB Hybrid TV untuk menangkap sinyal digital yang kemudian menghasilkan siaran yang kemudian disambungkan dengan PC 2, dan antenna monopole yang di pasang diatas mobil. Sedangkan metode QoE dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada masyarakat. Kuesioner sendiri terbagi menjadi dua jenis. Ada kusioner offline dan kuesioner online.

Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan data rekomendasi yang valid yang nantinya akan diberikan kepada tiga stasiun televisi terkait. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi laju kecepatan mobil yang digunakan, maka daya terima yang diterima oleh sisi penerima semakin kecil dan begitu pula sebaliknya. Hal ini dipengaruhi oleh efek doppler. Selain itu, kecepatan yang tinggi menyebabkan video yang sedang melakukan siaran akan mengalami drop out (kemacetan) atau bahkan tidak terdeteksi siaran.

Setelah melakukan penelitian, maka terjawab rekomendasi yang ingin disampaikan. Yaitu berupa rekomendasi untuk pengembangan dan pembaharuan teknologi dari DVB-T2 menjadi DVB-T2 Lite. Hal ini dikarenakan DVB-T2 Lite lebih ringan dan mampu digunakan lebih maksimal dalam keadaan bergerak (mobile) sekalipun di daerah pinggiran.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest