Menurut studi World’s Most Literate Nation yang dilakukan pada tahun 2016, minat baca Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara yang disurvei. Hal tersebut mengindikasi bahwa masyarakat Indonesia belum sadar akan pentingya membaca sebagai penambah wawasan. Salah satu materi bacaan adalah mengenai sejarah. Membaca sejarah sendiri merupakan salah satu aspek untuk membangun karakter bangsa. Media membaca tak terbatas buku teks saja, namun komik juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat baca, misalnya oleh siswa. Komik dapat mengubah siswa yang sebelumnya pasif menjadi lebih aktif dan merangsang perhatian, minat, pikiran serta perasaan siswa. Kini komik banyak hadir dalam bentuk website. Namun, tetap masih kurang memuat materi pengetahuan dan tidak interaktif. Oleh karena itu, dalam akan dibuat sebuah website yang mengangkat komik berjudul “Pangeran Diponegoro: Pahlawan dari Gua Selarong”.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Komik ini menggunakan metodologi participatory design. Dimana dalam metodologi ini melibatkan beberapa partisipan, yaitu expert reviewer yang terdiri dari guru sejarah SMA, sedangkan responden terdiri dari tujuh siswa SMA kelas 11. Kelebihan yang didapat dari metode ini adalah pengambilan data lebih singkat dan respoden dapat berkomentar lebih banyak.

Kemudian dapat diketahui jika pengimplementasian komik pada website berhasil dilakukan dengan referensi study exciting yang disesuaikan dengan komik itu sendiri. Serta pada pengujian blackbox, didapatkan bahwa penganimasian serta sinkronisasi setiap elemen komik, seperti panel, background, dan audio dapat berfungsi dengan baik pada setiap browser yang diujikan.

Berdasarkan hasil uji coba pada stakeholder dapat disimpulkan bahwa website ini dapat menjadi media pendukung pembelajan pada mata pelajaran sejarah khususnya materi Pangeran Diponegoro di SMA kelas 11. Pada uji coba pengguna untuk tingkat keberhasilan penyajian website komik tersebut sebesar 86,8%. Kemudian tujuh siswa rata-rata memberi nilai 4 dari 5 skala yang diberikan atas kemudahan memahami materi. Kemudian Kemudian tujuh siswa rata-rata memberi nilai 4,1 dari 5 skala yang diberikan atas ketertarikan mereka dengan media pembelajaran sejenis.