• Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest
Smartphone menjadi salah satu alat yang tidak daapat dipisahkan dari kehidupan kita. Fitur-fitur yang disajikan dalam smartphone membuat kita rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menatap layar datar ini. Dari fitur pendidikan hingga fitur sosial bisa kita peroleh dalam hitungan detik melalui smartphone. Berdasarkan data penelitian, jumlah pengguna smartphone di dunia ini sebesar 2.53 milliar orang (tahun 2018) [1].
Fenomena ini juga menyerang anak-anak hingga remaja. Jumlah anak muda itu meningkat signifikan dari waktu ke waktu. Pada penelitian yang telah dilakukan di tahun 2010, anak dan remaja menghabiskan waktu bermain smartphone lebih dari 7 jam [2]. Tentunya, ketika bermain dengan smartphone jarak antara mata dengan smartphone sering tidak terkontrol. Mungkin pada awalnya sudah agak jauh, akan tetapi ketika anak sudah asyik, jarak semakin lama semakin dekat. Apalagi ketika anak bermain dengan smartphone dalam posisi tidur.
Tentunya bermain game secara berlebihan akan mengakibatkan gangguan kesehatan salah satunya refraksi mata. Menurut Kemenkes RI (2005), prevelensi gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi di Indonesia adalah 22,1% [3]. Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, terlihat sebanyak 71 orang (83,5%) dari seluruh responden penggemar video game memiliki kelainan refraksi, baik pada salah satu atau kedua mata [4]. Sementara 10% dari 66 juta anak usia sekolah adalah penderita kelainan refraksi [3]. Berdasarkan hasil penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa tingginya kasus refraksi pada pengguna video game didasari faktor durasi bermain game, frekuensi gelombang yang dipancarkan oleh smartphone, posisi argonomis saat bermain, dan jarak antara monitor smartphone dengan mata [4].
Tentunya apabila keadaan ini tidak ditangani secara sungguh-sungguh akan berdampak negatif pada perkembangan kecerdasan anak dan proses pembelajaran, yang selanjutnya akan mempengaruhi produktivitas angkatan kerja [3].
Lantas bagaimana cara membantu anak-anak supaya jarak antara mata dengan smartphone tetap terkontrol? Smartphone holder adalah salah satu alat yang dapat menahan jarak antara mata dengan smartphone untuk tetap pada jarak minimal 30 cm. Alat ini dapat menahan smartphone dengan ukuran 4 hingga 6 inchi, dengan jarak minimal antara mata dengan smartphone sejauh 30 cm hingga 40 cm. Alat ini juga dibuat melalui proses 3D printing, dan menggunakan filamen jenis ABS yang aman untuk anak-anak. Untuk membuat nyaman penggunanyam alat ini dilengkapi busa dibagian leher, sehingga pengguna tidak merasa sakit saat menggunakan holder. Diharapkan kedepannya smartphone holder ini dapat membantu untuk mengurangi terjadinya penyakit refraksi mata pada anak.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Referensi :

  1. Number of smartphone user [online]. (https://www.statista.com/statistics/330695/number-of-smartphone-users-worldwide/, diakes pada 28 Oktober 2018).
  2. Puspa, Kirana.,dkk. Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Penurunan Kualitas Penglihatan Siswa Sekolah Dasar. Global Medical and Health Communication. 6 (1); 29.
  3. Eddyanto.,dkk. Ilmu Kesehatan Mata. 2012. Surabaya; Airlangga University Press.
  4. Dharmadi, Made dan Kadek Gede Bata Giri. 2013. Gambaran Ketajaman Penglihatan Berdasarkan Intensitas Bermain Game Siswa Laki-Laki Sekolah Menengah Pertama Di Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar I Bulan Maret–April 2013. Skripsi, Pendidikan Dokter. Bali; Universitas Udayana.