• Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Editing film merupakan bagian dari proses pasca-produksi sebuah film. Salah satu teknik editing yaitu teknik editing montage yang dicetuskan oleh seorang filmmaker dari Rusia yang bernama Sergei Eisenstein. Montage/ Montase dalam istilah perfilman merupakan teknik mengedit potongan film tematik yang terpisah kemudian menggabungkannya ke dalam rangkaian yang tertata rapi. Teknik montase juga terkenal dengan ciri khas nya yaitu juxtaposition merupakan teknik pengeditan film yang menggabungkan dua atau lebih shot untuk membangkitkan ide atau menciptakan sebuah pemikiran.

Ada lima jenis dari teknik editing montase, yaitu: Metric Montage yang merupakan teknik memperpendek shot secara singkat pada saat penonton harus menyerap informasi dalam setiap shot. Yang kedua Rhytmic Montage mengacu pada kontinuitas yang timbul dari pola visual dalam shot.  Ketiga Tonal Montage bertujuan untuk membangun karakter yang emosional, tone atau suasana (mood) digunakan sebagai pedoman untuk meninterpretasikan tonal montage. Selanjutnya yaitu Overtonal Montage yang merupakan gabungan antara Metric Monatge, Rhytmic Montage, dan Tonal Montage. Interkasi yang menggabungkan kecepatan, ide, dan emosi untuk menginduksi efek yang dinginkan para penonton. Terakhir yaitu intellectual montage, sedangkan jenis montage sebelumnya berfokus pada mendorong respons emosional, intellectual montage berusaha utuk mengekspresikan ide-ide abstrak dengan menciptakan  hubungan antara konsep-konsep intelektual visual yang berlawanan.

Sergei Eisenstein lebih dikenal dengan teori jenis intellectual montage nya. Einsenstein menemukan teori konflik dimana sebuah pemikiran (thesis) harus dibenturkan dengan pemikiran (antithesis) lain maka  akan mengasilkan pemikiran yang lebih mendalam (synthesis). Sebuah shot seharusnya tidak hanya disambungkan antara satu shot dengan shot lain, namun sebuah shot harus di benturkan agar menimbulkan makna yang lebih mendalam.

Dalam film Strike (1924) yang dikerjakan Sergei Eisenstein, teknik ini ditunjukkan dengan dramatis. Adegan para pekerja dipotong (cut) lalu dilanjutkan dengan potongan gambar para pasukan yang menembaki musuh. Adegan itu pun kemudian dilanjutkan dengan gambar ternak yang sedang disembelih.

Tidak seperti teknik editing biasa, Kekuatan montase berada dalam hal, yang termasuk dalam proses kreatif emosi dan pikiran penonton. Penonton dipaksa untuk melanjutkan jalan kreatif mandiri yang ditempuh penulis dalam menciptakan gambar. Jadi dengan teknik montase diharapkan penonton tidak hanya membangun aspek emosionalnya saja tetapi mampu membangun aspek intelektual dan dapat memberikan gambaran maupun menarik kesimpulan dari film yang ditontonnya.