Cerita ini bermula ketika aku sedang melaksanakan sebuah kerja praktik di sebuah perusahaan x yang bergerak di bidang maintenance sebuah alat. Pagi itu aku berangkat pukul 7 seperti biasanya dan sampai disana setelah 20 menit perjalanan. sesampainya disana, aku pun lekas memarkirkan motorku dan menunggu dua temanku yang menjadi partnerku ketika kerja praktik disana. Sembari menunggu kedua temanku itu, aku pun melihat orang-orang saling berebut untuk menaiki mobil dari masing-masing perusahaan yang menjemput mereka untuk menuju ke tempat mereka bekerja. Padahal, mereka bisa menaiki bis yang juga akan lewat setiap 10 menit sekali untuk menjemput para pekerja dan mengantarkannya ke tempat mereka bekerja. Namun, para pekerja tersebut lebih memilih untuk menaiki mobil yang berasal dari perusahaan mereka masing-masing meskipun mobil tersebut sampai melebihi kapasitas yang ditentukan, mungkin menurut para pekerja dengan naik ke mobil perusahaan mereka, mereka akan sampai dengan lebih cepat walaupun harus berdesakan ketika didalamnya.

Dari kejadian tersebut, aku pun tersadar bahwa untuk menuju ke suatu titik kesuksesan yang mana pada kejadian tadi diibaratkan seperti para pekerja yang menuju ke tempatnya bekerja, tidak hanya dapat ditempuh menggunakan satu jalur atau pintu saja namun dapat ditempuh menggunakan pintu yang lain juga. Kemudian aku pun bertanya kepada diriku sendiri, apa saja potensi yang saya miliki yang mungkin bisa untuk membantuku menuju ke titik kesuksesan itu. Aku pun dikejutkan dengan kedatangan mereka berdua dan mereka bertanya kepadaku kenapa aku melamun saat itu. Aku pun menjawab bahwa aku sedang bingung akan potensi apa yang aku miliki, dan kemudian aku pun bertanya kepada mereka tentang apa potensi yang ada dalam diri saya menurut mereka berdua.

Mereka berdua pun saling menjawab secara bergantian. Menurut mereka, aku merupakan orang yang suka membantu, seperti ketika pada saat mereka kurang bisa dalam menjalankan sebuah aplikasi, ataupun ketika mereka terdapat kesulitan dalam mengerjakan suatu tugas, aku sering membantunya. kemudian, ada yang berkata bahwa aku adalah orang yang sabar, kalo yang ini aku pun setuju karena aku juga merasa bahwa aku termasuk orang yang sabar.

Dari pendapat mereka, tiba-tiba terlintas dipikiranku bahwa aku juga seorang yang perfeksionis, kenapa?… . Karena aku akan memperhatikan detail dari suatu benda atau ketika mengerjakan suatu tugas seperti semisal membuat sebuah rangkaian pada pcb board aku sangat suka sekali memperhatikan detail jalur dari pcb board tersebut dan mengusahakan agar jalur yang aku buat sudah sesuai.

Mungkin sekian dulu untuk ceritaku hari ini mengenai faktor x atau potensi apa yang ada dalam diri saya.