Program Studi Teknik Informatika PENS menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Kebutuhan Matematika untuk Politeknik” yang berlangsung di Ruang Sidang Gedung D4 lantai 2 Kampus PENS pada Kamis (4/10). Kegiatan FGD dengan nara sumber Ir. Dadet Pramadihanto M.Sc., Ph.D ini diselenggarakan dalam rangka mengembangkan model pembelajaran matematika yang cocok untuk Politeknik, khususnya yang berhubungan dengan Teknik Informatika dan Komputer.

Kegiatan FGD ini dihadiri oleh dosen-dosen matematika PENS, PPNS dan lulusan matematika yang bekerja di bidang manajemen bisnis, serta dosen-dosen dari program studi Teknik Informatika, Teknik Komputer, Teknik Telekomunikasi, dan Teknik Mekatronika. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah diskusi tentang matematika yang seperti apa yang cocok untuk Politeknik. Keberagaman bidang ilmu ini menghasilkan diskusi yang sangat menarik dan kesimpulan yang bisa menjadi referensi dalam pengembangan kurikulum matematika ke depannya.

Pertama-tama FGD ini berisi pemaparan dari Pak Dadet, demikian panggilan Ir. Dadet Pramadihanto Ph.D, tentang Posisi Informatika dalam Perkembangan Revolusi Industri 4.0. Dalam pemaparan ini, pak Dadet bercerita banyak tentang Cyber-Physical System, iOT, Big Data Analysis sebagai pengantar untuk menuju di mana posisi Informatika, dan selanjutnya dimana posisi matematika. Satu hal yang menarik adalah adanya hubungan antara sistem cyber dan sistem fisik, dan posisi matematika yang memegang peranan penting dalam kemajuan teknologi dalam Revolusi Industri 4.0. Juga satu hal yang menjadi bahan diskusi adalah materi matematika apa yang harus diajarkan untuk bisa mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0, dan sebuah ajakan tentang pemakaian notasi matematika yang standar agar mudah dalam pemahaman literasi.

Setelah sesi pemaparan, diskusi dimulai dari bagaimana menyingkapi kurikulum Politeknik yang berbasis industri. Diskusi menjadi panjang karena memang ada gap antara industri lokal yang belum menuju ke revolusi industri 4.0. Diskusi ini menjadi menarik karena pada akhirnya semua sepakat bahwa kurikulum politeknik tidak hanya mengajarkan skill, tetapi juga memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan kemampuan logis dalam mendeteksi dan menyelesaikan permasalahan, serta menyusun laporan. Hal ini membutuhkan fondasi yang kuat dalam dasar-dasar matematika.

Diskusi berikutnya tentang pemahaman materi matematika dalam kurikulum dan pembelajaran. Ada indikasi bahwa ada kebutuhan agara dosen-dosen matematika dan dosen-dosen program studi duduk bersama untuk merumuskan kebutuhan matematika dan penyeragaman notasi. Masalah penyeragaman notasi kembali menjadi hal yang digaris-bawahi. Modul matematika diharapkan menggunakan notasi standar yang nantinya diikuti oleh modul-modul yang lain. Bila hal ini bisa dilakukan dengan baik, maka akan terbentuk sinergi yang kuat yang tidak hanya membahas materi perkuliahan dalam lingkup kecil, tetapi mengembangkan materi perkuliahan untuk menjawab tantangan jaman.

FGD ini diharapkan mampu membuka wawasan bagi dosen-dosen program studi dan dosen-dosen matematika yang hadir bahwa penguasaan ilmu fundamental adalah hal yang penting untuk dibicarakan dalam setiap kurikulum. Revolusi Industri 4.0 tidak bisa hanya dijawab dengan kemampuan skill, tetapi juga kemampuan fundamental yang kuat untuk mengembangkan diri, serta mendeteksi dan menyelesaikan permasalahan.