Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sebelumnya pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang bagaimana cara memahami Eksposur pada kamera. Mengapa demikian, banyak hal menarik yang bisa diabadikan dengan kamera digital, namun masih sedikit orang memahami konsep dari eksposur itu sendiri. Dengan kamera DSLR yang bagus, Kamu memang bisa membuat foto yang tampilannya sudah lumayan. Tapi setelah paham eksposur, foto yang kamu hasilkan akan terlihat jauh melampaui jepretan standar.

Lalu langkah apa saja sih yang bisa kita lakukan, mari kita mulai!!!

  1. Kita harus Mengerti apa sih sebenernya yang dimaksud dengan “eksposur foto” dan gimana eksposur mempengaruhi foto.

 

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Eksposure itu istilah yang mengacu ke dua segi fotografi, yaitu pada cara mengontrol gelap dan terang pada foto.

  • Eksposur itu nggak ngatur sendiri lo, tapi masih dikontrol oleh light meter Light meter nanti akan menentukan eksposur yang tepat dan mengeset f-stop atau angka diafragma, serta kecepatan rana atau biasa disebut shutter speed.
  • F-stop itu merupakan angka dengan huruf “f” yang menunjukkan panjang fokal (focal length). Dengan cara membagi panjang fokal dengan diafragma (aperture) juga mempengaruhi f-stop. Semisal F-stop f/2.8 yang artinya 1/2,8 sama f/16, yang akan menjadi 1/16. Kalau itu tadi diibaratkan seiris pizza, Kamu pasti akan dapet lebih banyak pizza dengan 1/2,8 daripada 1/16.
  • Kita itu harus bisa nentukan f-stop dan kecepatan rana yang benar pada setiap jepretan untuk dapetin foto dengan tingkat paparan cahaya yang cukup. Atau bisa dibilang: “foto sing tingkat padang lan petenge pas”; atau “foto dengan tingkat eksposur yang tepat”.
  • Ben penak untuk dipahami “ coaba bayangkan seember air tapi ada lubang di bawahnya. Kalau lubangnya besar (diafragma besar), maka air akan ngalir dengan cepat (kecepatan rananya harus cepat). Kebalikanne, kalau lubangnya itu kecil (diafragma kecil), maka air akan ngalir dengan pelan atau lambat  (kecepatan rananya harus lambat).”
  • Eksposur, atau tingkat gelap terangnya pada foto adalah kombinasi f-stop (ukuran lubang bukaan yang ada di lensa) dengan kecepatan rana (lama waktu rana terbuka). Jadi, kalu rananya dibiarkan terbuka lebih lama, cahaya yang masuk ke dalam film/sensor digital akan akan lebih banyak, dan foto yang dihasilkannya akan lebih terang. Tapi kalo eksposurnya dipercepat atau singkat cahaya yang masuk ke dalam sensor digital jadi lebih sedikit, dan fotonya akan lebih gelap. So, kalau kecepatan rananya lama berarti lebih banyak eksposur, banyak cahaya yang masuk. Namun apabila kecepatan rana yang singkat berarti lebih sedikit eksposur, cahaya yang masuk dikit.
  1. Mempelapensjari f-stop.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

       F-stop = f-number atau angka yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk , dari bukaan lensa nyata dibandingkan dengan panjang fokal lensa.

3. Jadi semisal, Kamu memiliki lensa dengan panjang fokal 50 mm dan f-stop f/1.8. Angka f-stop ditentukan oleh panjang fokal : diafragma. Jadi kalau 50/x = 1,8 atau x~ = 28. Diameter yang asli, yang menjadi tempat cahaya masuk lewat lensa, adalah sepanjang 28 mm. Kalau lensa tersebut memiliki f-stop 1, misalnya, maka seharusnya diafragmanya akan menjadi 50 mm karena 50/1 = 50. jadi begitulah arti dari  f-stop sendiri.

4. Pelajari dan pahami modus eksposur Manual pada kamera digital Kamu.

Dalam modus Manual, kamu bisa mengeset f-stop dan kecepatan rana. Kalau kamu memang ingin mengontrol cahaya, eksposur, dan bagaimana hasil fotonya nanti, pelajarilah cara menggunakan modus eksposur Manual. Pengetahuan ini sangat berguna dan penting untuk kamu semua, tidak hanya untuk orang-orang yang hobi fotografi atau fotografer yang masih memotret dengan kamera film. sampai saat ini modus manual masih sangat penting, untuk kamera digital sekalipun, karena dengan modus ini Kamu bisa mengontrol bagaimana tampilan dan rasa yang ingin kamu sampaikan dalam foto tersebut.

  1. Harus paham kenapa kamu perlu menentukan eksposur.

Diafragma sangat -sangat penting untuk mengontrol foto, karena mengendalikan seberapa banyak cahaya yang masuk, dan cahaya adalah faktor yang paling penting untuk sebuah foto. Tanpa adanya cahaya, kamu tidak akan bisa menghasilkan foto. Karena foto sendiri adalah lukisan cahaya.

    • Set banyaknya cahaya yang masuk(diafragma) untuk mengontrol cahaya dan jumlah bagian yang ingin fokus di dalam foto, atau yang disebut dengan ruang tajam (depth of field).
    • Set bukaan lebar seperti f/2 atau 2.8, untuk bikin buram latar belakang dan bikin subjek foto tampak sangat tajam. Mungkin kamu juga ingin pake diafragma terbesar saat memotret dalam kondisi rendah cahaya agar foto tidak jadi buram.
    • Memotrelah dengan diafragma sedang seperti 5.6 atau 8, sehingga akan membuat subjek tampak fokus dan latar belakangnya sedikit nggak fokus, tetapi masih bisa dikenali.
    • Memotretlah dengan diafragma yang lebih kecil seperti f/11 atau lebih kecil dari itu untuk foto lanskap, supaya tampak fokus, mulai dari objek, subjek bahkan backgroundnya. Walaupun begitu tetap tergantung format, diafragma kecil seperti f / 16 dan yang kurang dari itu akan membuat foto kehilangan ketajaman dikarenakan efek  penguraian sinar.
    • Untuk dapetin foto yang bagus, penggunaan diafragma yang tepat ini dianggap jauh lebih penting oleh banyak fotografer dibanding dengan kecepatan rana, karena pemilihan diafragma yang tepat akan menentukan ruang tajam pada foto, dan ini akan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sementara, penggunaan kecepatan rana di 1/250 atau 1/1000 tidak akan terlihat signifikan.
  1. Kamu harus tau, kenapa kamu perlu menentukan ISO.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

ISO itu fungsinya untuk mengontrol tingkat sensitivitas kamera terhadap cahaya. Dalam keadaan terang, kita set kamera ke pengaturan yang nggak terlalu sensitif untuk menghasilkan foto yang nggak terlalu noise (banyak butiran kasar) karena kecepatan rananya cukup cepat, yaitu di ISO 100. Di kondisi rendah cahaya yang hanya memiliki sedikit cahaya alami yang tersedia, kamera harus diset agar lebih sensitif. So, kamu harus naikkan ISO dari 100 ke 1600 atau bahkan ke 6400 kalau memang perlu. Untuk apa, agar cahaya yang masuk ke dalam kamera mencukupi dan foto nggak jadi buram. Lalu, apa akibatnya? Saat ISO kamu tinggikan , akan jadi lebih noise atau dalam kamera film disebut grainy atau berbutiran kasar atau ada bintik- bintiknya dan warna pada foto akan kurang kontras. Jadi, kamu bisa mengatur dulu ISO ke angka terendah yang paling memungkinkan, tapi ingat  jangan buat foto jadi buram.

  1. Menentukan ISO yang dibutuhkan untuk foto yang akan kamu ambil.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

ISO pada kamera digital sama dengan ISO pada kamera film, jadi kalau dahulu kala kita harus membeli film berdasarkan ISO yang sesuai dengan pencahayaan subjek yang akan difoto. Namun kalua sekarang kamu cukup mengeset ISO pada kamera berdasarkan pencahayaan yang ada.

    • Bagaimana cara mengesetnya? Pada beberapa kamera, ada tombol di bagian atas kamera yang bertuliskan ISO. Tinggal tekan saja tombol tersebut atau putar roda, dan ubah ISO-nya.
    • Kalau di beberapa kamera lain, kamu harus menekan Menu dan mencari pengaturan ISO. Lalu ubah angkanya dan itulah cara mengatur ISO.
  1. Bekukan adegan gerak dengan mengubah kecepatan rana pada kamera.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Gantilah atau atur kecepatan rana pada kamera untuk membekukan gerakan objek foto. Kalau kamu motret tanpa tripod, kecepatan rana harus diatur secepat atau lebih cepat dari kebalikan panjang fokal. Atau bisa dibilang, kalau kamu memotret dengan lensa 100 mm, maka kecepatan rana 1/100 per detik adalah pilihan yang optimal. Pada kecepatan ini, tingkat keburaman foto bisa dikurangi.

  1. Kalau Kamu memotret subjek yang bergerak, ubahlah kecepatan rana ke kisaran 1/500 hingga 1/1000 untuk membekukan gerakan subjek. Jadi gambar seperti berhenti.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

  1. Set kecepatan rana ke 30 atau 15 detik, untuk menjepret/ memotret dalam kondisi rendah cahaya dan butuh lebih banyak cahaya untuk memasuki rana.
    Saat melakukan ini, gerakan subjek foto akan tampak buram. So, set kecepatan rana ke 30 atau 15 detik hanya kalau kondisi cahayanya rendah, atau saat ingin gerakan subjek foto tampak buram. Berikut beberapa kecepatan rana:

    • Rana sedang: 125 atau 250 detik untuk sebagian besar foto.
    • Rana cepat: 500 atau 1000 detik untuk membekukan subjek yang bergerak.
    • Rana rendah: 30 atau 15 detik untuk membuat gerakan subjek kelihatan buram atau saat kamu memfoto dalam kondisi rendah cahaya.
  2. Pelajari dan pahami cara ngubah kecepatan rana pada kamera digital.

Maybe, kamera kamu punya pilihan berupa roda gigi atau tombol, atau pengaturannya bisa juga ada di dalam Menu. Tergantung sih sama setiap merek dan jenis kamera.

  1. Underexposure (kurang tercahayai) > Overexposure (tercahayai lebih).

Saya yakin banyak orang ingin dapet eksposur yang sempurna kan, tapi kalau tidak bisa, kamu bisa memilih underexposure kok dan biarkan saja foto jadi sedikit lebih kurang cahaya atau bisa dibilang gelap. Kenapa demikian karena kalau foto sudah overexposure, foto tidak bisa dipulihkan atau membuat detail dan informasinya akan hilang.  Tapi foto yang underexposure masih bisa dipulihkan dengan proses pengeditan. Tidak susah mengatur kamera agar underexpose yaitu menggunakan pilihan EV compensation (exposure value compensation).

  1. Pelajari dan pahami Program Modus pada kamera.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Untuk apa sih modus ini??

Program modus atau modus “P” adalah modus terdasar pada kamera. Dengan modus ini kamu bisa atur kecepatan rana serta menyesuaikan nilai lainnya berdasarkan pengaturan tersebut, supaya foto dapet cahaya pas sesuai light meter. Kelebihan Modus ini kamu gak perlu tahu apa pun, simple kan. Karena modus ini lebih tinggi satu level dari modus otomatis berwarna hijau, alias modus antigagal hehehe….

  1. Pelajari dan pahami modus Aperture Priority.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Pada kamera digital pasti ada pilihan “A-mode” atau Aperture Priority kan… modus ini gunanya untuk nentuin eksposur, Kamulah yang akan pilih f-stop atau angka diafragmanya. Dan kemudian, kamera akan memilihkan kecepatan rananya untuk kamu. Moduss ini lebih berguna, karena cukup memilih f-stop. Misalnya kamu pilih f/2.8 untuk memburamkan latar belakang, f/8 untuk ruang tajam yang moderat, atau f/16 untuk membuat semua bagian terlihat fokus.

  1. Pelajari dan pahami modus Shutter Priority.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Kamu harus tau modus Shutter Priority pada kamera kamu. Mengapa? karena pada modus Shutter Priority memliki kelebihan yaitu dapat mengeset angka yang paling tepat atau nyaman digunakan. Kemudian, kamera akan memilihkan angka f-stop untuk Kamu. Biasanya sih modus Shutter Priority ini biasa dilambangkan dengan ikon S atau TV, tapi bisa juga tergantung dengan merek kamera kamu.

    • Pada modus Shutter Priority, Kamu hanya cukup memilih kecepatan rana dan kamera akan mengeset f-stop-nya.
    • Dengan modus Shutter Priorty, kamera akan memotret dalam kecepatan rana yang sudah Kamu pilih, tanpa menghiraukan apakah foto memiliki eksposur yang benar atau tidak.

Terimaksih semoga membantu, dan Wassalamu’alaikum Wr. Wb.