Kelas fotografi kali ini akan membahas bagaimana memotret boneka menjadi seolah-olah hidup. Teknik ini dikenal dengan Still-Life. Still-Life merupakan pemotretan yang menggunakan benda-benda mati biasanya sekelompok benda kecil seperti boneka, alat tulis, assesoris dan lainnya.
Kali ini kita khusus menggunakan boneka sebagai subyek foto. Persoalannya adalah bagaimana menghasilkan foto yang membuat boneka-boneka itu menjadi seolah-olah hidup, atau istilah lainnya hasil fotonya mempunyai cerita. Untuk bisa seperti ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu konsep foto, properti dan pencahayaan.
Konsep foto adalah hal yang paling penting dalam pemotretan Still-Life. Konsep foto ini berhubungan dengan cerita yang akan disampaikan dan juga kesan yang muncul ketika foto ini dilihat orang lain. Bila kita ingin menampilkan kesan histori atau kenangan, akan berbeda konsep dengan bila kita ingin menampilkan kesan persahabatan. Pemilihan konsep akan menentukan properti apa yang akan digunakan.
Faktor utama dalam dalam Still-Life adalah properti. Properti meliputi subyek foto (boneka), latar belakang, dan lingkungan. Pemotretan di dalam studio menjadi lebih rumit bila ingin menampilkan lingkungan yang detail seperti lingkungan kehidupan.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah pencahayaan. Pencahayaan akan sangat membantu dalam menguatkan kesan yang ingin ditampilkan. Kadang-kadang dibutuhkan pencahayaan yang kreatif. Kita bisa memanfaatkan cahaya matahari atau pencahayaan tambahan baik berupa lampu flash, lilin, lampu senter, lampu strobe dan yang lainnya.
Mengenai seting kamera, yang terpenting adalah bagaimana foto yang dihasilkan tetap dalam exposure yang bisa diterima, fokus tetap terkunci dengan baik, dan tidak shake (goyang). Pemakaian lensa tergantung kebutuhan, tetapi lensa kecil lebih direkomendasikan.
Di rumah, saya punya 60 Bonjar (Boneka Jari) pak, mungkin bisa dijadikan photo model nya pak Basuki.. 😀
Boleh pak Aliv, bagaimana kalau besok Selasa (5/6) atau Kamis (7/6) dibawa untuk saya foto.