4 April 2019
Bali, adalah salah satu surga dunia yang ada di Indonesia yang dikenal manca negara. Saya sudah 2 kali berkunjung ke Pulau Dewata ini. Dan disini saya akan bercerita tentang kunjugan kedua saya. Yang mana pada saat itu saya ada di penghujung kelulusan SMA saya. Kunjungan ini dilaksanakan 5 hari.
Banyak sekali pengalaman menyenangkan yang ada disini. Karena saya nikmati bersama sahabat-sahabat dan juga guru-guru saya yang humoris. Hanya ada satu hal pengalaman tidak mengenakan yang dialami oleh kami khususnya yang naik di bus kami yaitu bus 1. Awalnya bus kami selalu berada di depan. Tapi karena ban bocor, kami selalu melewatkan banyak jadwal pada hari kedua khususnya.
Sebal iya, aku dan teman-temanku tidak henti menggumam karena hal itu. Banyak destinasi yang seharusnya kami bisa nikmati dengan waktu lama, kami hanya bisa sebentar menikmatinya. Contohnya Pantai Pandawa yang sungguh indah. Disana saya Cuma dapat 2 foto saja bersama salah satu teman saya, karena sudah disuruh segera kembali. Tapi mau bagaimana lagi. Itulah nasib kami, bus 1.
Lanjut perjalanan kami ke suatu tempat yang sudah bisa kita lihat dari kejauhan, yaitu Garuda Wisnu Kencana. Bus kami memang telat. Tapi untungnya setelah sampai disana, teman-teman dari bus lain masih menunggu.
Saat turun kami pun disambut oleh ketiga patung ini. Patung ini terletak di depan loket pintu masuk menuju Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Disini sangat ramai, tidak hanya dari sekolahku saja yang study tour ke tempat ini, sekolah lain pun banyak yang memilih destinasi ini. Dan sebelumnya saya kira teman-teman dari bus lain masih belum masuk karena menunggu bus kami. Tapi tak tau mengapa, kami yang telat pun menunggu cukup lama untuk masuk ke Taman Budayanya.
Namun sayangnya setelah masuk, kami harus berjalan lagi sangat lama. Dan juga perjalanannya naik terus, banyak tangga yang harus kita lewati.Walaupun lelah tapi mata kita disuguhi dengan kebudayaan-kebudayaan lokal yang sangat estetik. Waktu itu ada rombongan orang bali da nada pasangan Pria wanita memakai baju pengantin bali berjalan kaki menuju puncak dengan beramai-ramai menyanyikan lagu khas mereka.
Diatas saat istirahat kita bertemu dengan patung Dewa Wisnu yang lokasinya di Wisnu Plaza, yang mana banyak toko-toko dan warung yang menjual souvenir. Disini kami kira perjalanan hampir selesai. Tapi ternyata Patung terbesar nomor 3 di dunia atau GWK itu masih sangat jauh
Dari lokasi patung Dewa Wisnu ini, GWK masih sangat jauh. Terlihat dari foto itu yang mana patung Garuda Wisnunya masih kecil. Dari sini kami hanya bisa melihat dan berfoto ria dengan GWK dari jauh. Kami dan rombongan pun tidak melanjutkan perjalanan. Karena kebetulan GWK Festival Park sedang ada kegiatan sehingga jalannya untuk kesana ditutup. Mungkin ini acara pengantin tadi ya, heheā¦
Sebenarnya kita bisa langsung ke GWK dengan rental mobil langsung ke lokasi Patung GWKnya. Namun apa daya kantong pelajar.
Setelah dari tempat ini kami tulun lagi dan berjalan jauh lagi, juga mampir-mampir ke stan-stan toko yang ada disana, dan kami pun kembali ke bis. Perjalanan kami di hari ini sudah selesai.
Berganti hari berganti lokasi. Rombongan kami akhirnya tiba ke tempat yang ditunggu-tunggu. Yakni Danau Bedugul Bali. Sungguh seperti berada di kayangan. Dulu saat SMP saya pernah kesini, tapi sayangnya terlalu petang, dan disini minim lampu, bahkan hampir tidak ada, jadi gelap sekali. Untungnya sekarang terbalas dengan keindahannya. Udaranya sangat sejuk walau waktu itu di tengah hari sekitar jam 1 siang. Gunungnya selalu diselimuti awan, airnya sejuk dan bau udanya disana wangi.
Saat pertama kali masuk di kawasan ini kami melihat banyak sekali rombongan orang bali dan mengenakan pakaian bali keluar dari tempat itu. Tua, muda, anak-anak, perawan, Joko, ada semua. Kata guide yang bersama kami, mereka habis sembahyang disana. Seharusnya kita dating saat ritual berlangsung agar bisa melihat tata caranya, tapi yang sudah biarlah sudah, kami terlanjur telat datang.
Dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain. Tempat ini adalah tempat yang durasinya paling panjang untuk kita nikmati. Hawa dan juga luas destinasi yang ada pada uang Rp50.000 ribu ini memang membuat kami tak henti terpukau. Rasanya ingin terdiam dan menikmati hembusan angin yang lewat.
Itulah sedikit tentang perjalanan dan pengalaman saya saat di Bali. Memang begitu banyak destinasi yang ada di Bali yang belum mampu kami untuk lewati. Suatu saat aku ingin bisa menikmati kearifan lokal yang indah ini, bukan hanya di Bali, tapi seluruh Nusantara, Amin.
Recent Comments