Dalam teori kesuksesan, ada yang mengatakan penyumbang terbesar adalah kerja keras. Benar. Kerja keras ini sangat mengantarkan manusia menuju kesuksesan. Teruma sesuai dengan cita – cita, tujuan, harapan yang diupayakan. Tapi bukan kerja keras saja yang memberikan pengaruh dalam menggapai ada kesuksesan. Ada faktor lain yang menurut saya ini adalah kuncinya. Yaitu keberuntungan.

            Persentase sukses menurut teori berbeda – beda. Ada yang mengatakan Sukses itu 90% Kerja keras dan 10% Keberuntungan. Ada yang mengatakan 99% Kerja keras dan 1% Keberuntungan. Tapi peresentasi yang kecil itu seperti sebuah lubang kunci dari gagang pintu bukan?

            Menurut saya begini, keberuntungan lah yang menghantarkan kita menuju jalan kesuksesan, kemudian kita sendiri saja yang tinggal bergerak pada jalan tersebut. Hal yang menghantarkan tersebut tentu hal yang sangat tidak terduga – duga. Contoh paling dasar, kita saat masih kecil sudah dapat diasuh oleh orang tua hingga bia melakukan sesuatu, hingga mendapatkan Pendidikan tinggi. Menurut saya itu adalah keberuntungan dan patut disyukuri, karena kita kecil tidak menghendaki hal tersebut. Nah kemudian kita selanjutnya ingin menjadi apa baru kita kerja keras untuk menggapainya. Dan dalam menggapai cita – cita tersebut tentu terdapat pula keberuntungan yang tak terduga – duga. Semisal dari cita – cita yang dicanangkan, kita sangat bingung bagaimana cara, teknis, dan lain – lain. Tiba – tiba diberikan pencerihan dan jalan untuk menggapai cita – cita tersebut.

            Nah dalam menggapai keberuntungan ini ada cara berbeda dibandingkan kerja keras. Kerja keras kita bisa mengusahakan, tapi keberentungan siapa yang bisa mengusahakan. Yang mengusahakan tentu saja Sang Pemberi Keberuntungan, Allah SWT. Maka untuk mendapatkan keberuntungan harus senantiasa mengikuti cara yang ditentukan Allah. Yaitu bertaqwa kepada-Nya. Maka pintu keberuntungan akan terbuka dari arah yang sangat tak terduga.

            Keberuntungan tersebut menurut saya adalah peran besar di faktor X. Karena munculnya kesempatan tersebut dating dengan tak terduga – duga. Selama ini yang saya jalani, terutama dalam kehidupan kuliah, saya lebih banyak menghidupi di luar akademis. Saya lebih banyak berkecimpung dalam organisasi atau silaturrahim. Pun ilmu yang lebih saya suka geluti adalah Sejarah, terutama Sejarah Peradaban Manusia, selanjutnya Ekonomi, baru kemudian Teknologi salah satunya Elektronika. Terakhir, saya sangat tertarik dalam kehidupan bisnis. Sehingga Alhamdulillah saya diberi kesempatan sedikit dalam usaha, ketika SMP, SMA, dan semester 7 kuliah. Saya juga diberi kesempatan untuk berkenalan dengan orang – orang hebat dalam bidang masing – masing, peternakan, desain, programming, Kesehatan, sastra, Syariah, dan lain lain. Saya juga diberi kesempatan oleh orang tua dalam berinvestasi. Sehingga menurut saya faktor X saya dari luar adalah relasi atau kenalan yang bisa saling memberi manfaat dan support orang tua,

            Faktor X selain dari luar tentu saja ada juga dari dalam. Faktor X dari dalam ini adalah skill dan karakter yang dimiliki. Jujur saja, skill yang saya miliki tidak banyak. Skill di akademis Elektronika pun masih harus berbenah diri dibanding teman – teman yang lain. Tapi saya memiliki karakter yang ingin saya tetap jaga. Jujur, pantang menyerah, dan berani mengambil risiko.             Karena itu, faktor kesuksesan saya mungkin tidak banyak berpengaruh pada skill. Tapi pada apa yang saya jalani selama ini. Dan bisa jadi terpadat faktor yang sangat terduga dalam menghantarkan saya dalam kesuksesan. Dan saya sangat ingin mengasah hal tersebut.