Manusia dilahirkan tanpa membawa apa-apa dan meninggal tanpa membawa apapun, namun dalam kehidupannya, mereka akan menemukan berbagai hal yang itu merupakan buah kerja keras dan pemberian tuhan. Pada dasarnya tuhan tidak akan memberi atau menciptakan sesuatu yang tidak bermanfaat, sayangnya seringkali kita tidak dapat menemukan pemberian tersebut dan mengambil manfaat darinya. Salah satu pemberian yang dapat membawa dampak yang besar adalah faktor X

Apa itu faktor “X” ?

Faktor x adalah benda tak berwujud yang melekat dalam diri Kita, meskipun tak berwujud namun keberadaannya dapat kita rasakan. Pada mulanya faktor “X” tidak ada dalam diri kita atau jika pun ada keberadaannya kecil sekali. Namun faktor “X” dapat tumbuh dan berkembang kalau kita tekun untuk mengasahnya. Bentuk  “X” bermacam-macam, ia dapat berasal dari diri sendiri, orang lain, lembaga lain, dan sebagainya. “X” yang berasal dari diri sendiri adalah bakat, kerja keras, kejujuran, kecerdasaan, keterampilan, penampilan fisik, kualitas suara, pendidikan.

Temukan dan Kembangkan

Sebelum lanjut membaca artikel ini, cobalah untuk berpisah dari dirimu sendiri. Cobalah untuk memproyeksikan diri Anda ke atas ke sudut ruangan dan amati diri Anda, lihat apa yang anda lakukan, membaca. Bisakah Anda memandang diri Anda seolah-olah Anda adalah orang lain yang berusaha anda kenali? Sekarang coba yang lain. Pikirkan suasana hati Anda sekarang. Bisakah Anda mengidentifikasinya? Apa yang sedang kamu rasakan? Bagaimana Anda menggambarkan kondisi mental Anda saat ini? Sekarang pikirkan sejenak tentang bagaimana pikiran Anda bekerja. Apakah cepat dan waspada? Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak fokus? Kemampuan Anda untuk melakukan apa yang baru saja Anda lakukan adalah kemampuan unik manusia, yang dinamakan self-awareness, hewan tidak memiliki kemampuan ini.

Kemampuan ini menjadikan kita dapat mengevaluasi dan belajar dari pengalaman orang lain serta dari pengalaman diri kita sendiri. Inilah alasan mengapa manusia berkuasa dapat berkuasa di dunia dan membuat kemajuan yang signifikan dari generasi ke generasi. Hal ini jugalah yang mempengaruhi sikap dan perilaku kita, serta bagaimana kita melihat suatu hal. Kita tidak akan dapat memahami hal tersebut, sebelum kita memahami diri kita sendiri. Tanpa sadar, kita akan memproyeksikan niat kita pada apa yang terjadi dan menyebut diri kita objektif. Dengan kemampuan inilah kita dapat menemukan faktor “X” tersebut melalui proyeksi dan evaluasi diri kita, apa saja yang terjadi dan telah kita lakukan di masa lalu, bagaimana kondisi lingkungkungan kita, dulu, kini dan dimasa mendatang.

Everyone’s X Factor car resides in the space of where self-discovery and learning meets productivity. The fuel for staying in this realm is to step out of your comfort zone and take risks. The oil is documenting ourselves throughout the process. And the driver is you. You are in the Driver’s Seat. Always.

Geoff Pilkington

Diri Saya dan Lingkungan

Dalam usaha saya untuk menjadi lebih baik dan memahami diri sendiri dan lingkungan, saya mencoba menggali Faktor “x” pada diri saya.

Dalam perjalanan saya hingga kuliah ini, berbagai aktivitas telah saya ikuti, mulai dari di bidang kesenian, olahraga maupun akademik. Walaupun tidak selalu mendapatkan prestasi tapi sudah memenuhi target saya. Dari itu saya menemukan bahwa faktor X saya tidak berfokus pada suatu hal maupun topik, tapi lebih bersifat fundamental, yakni conceptual thinking. Dengan kemampuan ini kita dapat mengidentifikasi hambatan dan permasalahan yang akan kita hadapi sehingga kita dapat menemukan metode atau cara untuk mengatasinya dan mencapai target atau tujuan kita.

Untuk dapat memanfaatkan kemampuan itu dengan baik, maka perlu untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi sehingga kita juga dapat menyampaikan identifikasi masalah dan solusinya sehingga dapat berkolaborasi dengan orang lain dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu agar strategi dalam menyelesaikan masalah semakin efektif dan efisien, maka perlu juga memperbanyak wawasan dengan cara berdiskusi dan membaca literatur.

Dalam bentuk harskill, faktor X saya adalah pemrograman. Dengan ditunjang kemampuan conceptual skill, maka algoritma pemrograman yang pada dasarnya merupakan suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan dapat saya pahami. Di era revolusi industri 4.0, pemrograman menjadi suatu skill yang cukup mendasar. Selain untuk mempercepat pekerjaan dalam menyelesaikan suatu masalah, pemrograman juga dapat digunakan untuk mempermudah berkomunikasi dengan banyak orang. Oleh karena itu, perlu mempelajari beberapa bahasa pemrograman baik itu python, php, javascript, dan C.

Aktif beraktivitas dan berorganisasi membuat lingkungan pertemanan dan jaringan menjadi bervariasi. Kondisi ini memungkinkan saya untuk dapat mengambil pelajaran dari mereka dan berkolaborasi dalam berbagai hal. Sebagai contoh dengan teman saya yang fokus di bidang pertanian, aktivitas pertanian dapat ditunjang dengan dukungan teknologi yang merupakan fokusan saya. Kemudian hasilnya dapat dipublikasikan dengan bantuan kolega yang ahli di bidang web dan desain, sehingga dapat memberikan edukasi dan manfaat lebih kepada masyarakat.

خير الناس أنفعهم للناس
Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya

HR. Ahmad, Thabrani dan Daruqutni