Salah satu situs menarik di Museum Angkut yang berada di kota Batu, Malang, adalah kendaraan tradisional. Berbagai kendaraan tradisional yang mulai jarang kita lihat saat ini ada di sini seperti dokar, pedati, becak angkut, sepeda jaman dulu.
Bagi kita yang sudah berusia 30 tahun ke atas, tentu kendaraan-kendaraan semacam itu sudah biasa. Namun melihat kendaraan-kendaraan itu hadir di depan kita kembali tentu sesuatu yang bisa membangkitkan kenangan masa lalu. Kita bisa membayangkan masa kecil kita terutama yang hidup di desa, dimana angkutan yang ada hanya pedati dan dokar.
Bagi anak-anak, ini adalah hal yang baru. Mereka belum pernah melihat kendaraan-kendaraan ini secara nyata meskipun bisa dilihat secara visual di TV, film atau media online. Mereka akan bertanya nama-nama kendaraan ini, bagaimana cara naiknya atau pertanyaan yang mungkin tidak kita duga sebelumnya. Mereka akan lebih mengenal sistem transportasi yang sudah tidak ada di jaman sekarang ini.
Dokar saat ini sudah mulai terpinggirkan kalah dengan moda kendaraan bermesin. Kalaupun ada itu di daerah terpencil atau di alun-alun kota untuk sekedar menjadi kendaraan wisata. Tidak mudah lagi kita menemukan dokar menjadi angkutan umum.
Pedati dulunya menjadi kendaraan untuk mengangkut hasil pertanian. Saat ini fungsinya sudah tergantikan oleh kendaraan bermesin seperti pickup atau truck kecil. Jaman telah berubah.
Di Museum Angkut, kita bisa memegang dan menaiki kendaraan-kendaraan tradisional ini. Hanya saja perasaan saat menaiki kendaraan ini tidak ada, karena kendaraan ini memang tidak dijalankan. Bagaimanapun juga, melihat kendaraan-kendaraan tradisional ini akan memberikan cerita, kenangan dan wawasan bahwa kita tidak bisa melupakan masa lalu karena dari masa lalu itu kita belajar meniti ke depan dan mencapai kemajuan.
Wah.. pak Bas habis liburan dari BATU…
Hampir tiap minggu pak, kalau gak lupa 😀