Saya membuat artikel ini, bukan karena latah pengen ikutan bikin aturan seperti UGM, UI, atau kampus lain yang sudah membuat aturan tertulis mengenai cara berkirim pesan kepada dosen. Tulisan ini saya buat berdasarkan keresahan saya melalui pengalaman pribadi dalam menerima email suatu institusi pendidikan, yang berasal dari calon anak didik. Tulisan yang saya buat ini lebih global, yaitu etika bagaimana mengirimkan suatu pesan secara resmi, baik melalui email, SMS, text messenger (Whatsapp dan kawan2), ataupun aplikasi sejenisnya.

Dunia maya dan sosmed saat ini merupakan sesuatu yang bisa dikatakan hampir dinikmati semua kalangan, Banyak manfaat yang diberikan, baik itu positif maupun negatif tergantung dari penggunaannya. Perkembangan dunia maya atau internet saat ini menurut saya perkembangannya sangat amat cepat sehingga diperlukan edukasi yang baik mengenai penggunaan internet yang benar, agar dalam praktek penggunaannya dapat digunakan dengan baik dan bijak.

Salah satu konten atau aplikasi dari dunia maya saat ini adalah aplikasi berkirim pesan, berbagai macam fitur ditawarkan sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan aktifitas berkirim pesan. Namun, ada hal yang membuat saya agak prihatin dalam penggunaan aplikasi ini yaitu etika. Seperti halnya berkomunikasi melalui suara, dalam mengirimkan suatu pesan, tetap diperlukan suatu etika, kita harus tau siapa lawan bicara kita agar komunikasi antar kedua belah pihak dapat berjalan dengan baik. Berikut ini saya coba memberikan tips cara berkomunikasi melalui text elektronik dengan baik

1. Kenali lawan bicara kita

Dalam berkomunikasi, kita harus tau dulu siapakah lawan bicara kita, apakah itu teman sebaya, orang lebih tua, orangtua, guru, dosen, teman satu kantor, atasan kita, atau dengan orang yang belum kita kenal sama sekali. Dengan mengenali lawan bicara kita, tentunya kita bisa memilih gaya bahasa yang baik dan benar. Kita tentunya bisa membedakan gaya bahasa yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan teman kita dan orang lain kalau kita gak songong.

2. Pemilihan gaya bahasa

Setelah mengetahui lawan bicara kita, saatnya kita memilih gaya bahasa yang baik, misal kalau kita berkomunikasi dengan teman kita sendiri, kita boleh sesuka dan seenak kita dalam mengungkapkan sesuatu. Namun apabila kita berbicara dengan orang lain (atasan, guru, dosen, orang tidak dikenal, dll) tentunya kita akan memilih kata-kata yang santun, dan saya rasa hal tersebut pasti diajarkan pada saat kita sekolah(kecuali kalo anda gak sekolah, atau sering gak masuk). Ayolah kita berusaha menjadi netizen yang baik dan sopan.

3. Perkenalan Diri

Ada kalanya kita akan berkirim pesan kepada orang yang belum pernah kita kenal sama sekali, atau mungkin kita kenal orangnya, tapi orang tersebut tidak tau siapa kita. Ada baiknya nih kita memperkenalkan diri dulu, lalu mengutarakan maksud dan tujuannya dengan baik. Pasti yang baca pesannya adem atinya, (gak usah dikasih ikon lope lope ya, nanti yang baca tambah ilfil)

4. Penggunaan Singkatan

Usahakan jangan menggunakan singkatan yang berlebih untuk mengirim pesan, terutama pada orang yang gak kita kenal, hindari itu. Kalo jaman dulu ngirim SMS pake singkatan sih karena satu kali kirim SMS maksimum 160 karakter, dan per SMS nya lumayan harganya. Kalau sekarang, anda bisa pake Whatsapp, saya rasa jangan terlalu banyak menggunakan singkatan, kecuali singkatan yang wajar seperti kata ‘yang=yg’, ‘dengan=dgn’, dll

 

Saya kasih contoh gaya bahasa yang menurut saya kurang baik (percakapan via email dari calon peserta didik)

“Selamat siang min, kalo ijasah saya belum keluar gimana ya?”

Contoh cuplikan email diatas adalah dari calon peserta didik, yang tidak pernah kenal sama sekali. Kalo menurut saya, harusnya dia memperkenalkan diri terlebih dahulu, dia siapa, darimana, dan harusnya dia menggunakan bahasa yang baik, karena secara logika, dia baru lulus SMA, dan yang nerima email itu orang sudah kerja(yang artinya lebih tua dari dia).

Itu dulu pendapat saya, semoga yang tidak sependapat bisa nerima