Select Page

Author: Marwah Insan Kamil

EMBUNG GUNUNG SARI, SISTEM PERAIRAN YANG MEMILIKI DAYA WISATA TERSENDIRI DI NAGARI KOTO LAWEH

Nagari Koto Laweh merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Untuk di Sumatera Barat khususnya dalam penyebutan desa adalah Nagari. Kabupaten Dharmasraya ini juga terletak diatara perbatasan Provinsi Jambi dan Riau.  Gambar dibawah ini merupaka kantor bupati kabupaten Dharmasraya tempat saya tinggal Objek wisata di Kabupaten Dharmasraya memiliki banyak objek wisata yang lumayan banyak akan tetapi semua objek wisata tersebut susah untuk dijangkau karena akses menuju tempat tersebut sangat sulit, namun di daerah tempat tinggal saya, Nagari Koto Laweh memiliki objek wisata kecil namun banyak di minati terutama anak anak dan anak muda. Tempat wisata itu iyalah Embung Gunung Sari. Embung ini merupakan sumber pengaairan untuk lahan persawitan di desa tersebut, akan tetapi pihak desa menyepakati untuk dijadikan objek wisata air dan dapat dijadikan tempat rekreasi warga sekitar. Di sini warga bebas mengekspresikan diri mereka dari mulai bernyanyi, bermain air, berfoto ria dan lain sebagainya. Di sini juga udaranya masih sejuk dan tidak tersentuh oleh polusi apapun.  Untuk nama objek wisata sediri diambil dari nama sebuat mitologi dahulu yaitu Gunung Sari, dimana di tempat tersebut ada gunung gaib yang muncul setiap malam muharram atau malam suro’. Oleh karena itu objek wisata tersebut dinamakan objek wisata air Embung Gunung Sari. Objek wisata ini diresmikan pada 27 september tahun 2019 oleh bupati Dharmasraya dan pada saat itu bertepatan dengan hari pariwisata internasional.             Fasilitas...

Read More

LET’S STUDYING WITH SLOW SHUTTER SPEED

Pengertian Shutter Speed – Elemen kedua setelah aperture dalam segitiga fotografi adalah Shutter Speed. Shutter atau rana adalah sebuah tirai di depan sensor kamera. Sedangkan speed artinya cepat/kecepatan. Jadi shutter speed adalah lamanya waktu shutter/ rana pada kamera terbuka atau lamanya sensor pada kamera melihat subjek yang akan di foto. Shutter speed rendah (lambat) berarti rana akan terbuka lebih lama (cahaya yang masuk lebih banyak). Pengaturan ini biasanya digunakan untuk sengaja menghasilkan efek blur dan menunjukkan pergerakan objek. Sedangkan shutter speed tinggi (cepat) artinya rana terbuka sangat cepat sehingga cahaya yang masuk ke sensor akan lebih sedikit. Biasanya digunakan untuk membekukan gerakan. Semakin cepat objek yang ingin dibekukan, maka makin tinggi juga pengaturan shutter yang dibutuhkan. Teknik slow shutter speed bisa disebut dengan istilah SS. Ditandai dengan nilai besar maka akan mendapatkan kecepatan rana yang rendah/lambat. Saat menggunakan teknis ini, sangat disarankan Anda menggunakan tripod atau alat penyangga kamera lainnya. Dengan teknik slow shutter speed ini, shutter akan dibuka lebih lama supaya kamera bisa mendapatkan cahaya yang sebanyak-sebanyaknya sampai menghasilkan gambar yang Anda inginkan. Kapan menggunakan teknis slow speed ? kapan saja. Karena dengan menggunakan teknis SS ini, berbagai macam efek foto yang beragam. Misal digunakan jika malam hari untuk memotret jalan raya yang dilalui kendaran bersliweran. Dengan teknis slow shutter speed tersebut akan mendapatkan efek jalur cahaya/lightrail. Dengan efek sperti itu, seakan lampu-lampu mobil menyatu dan memanjang seolah...

Read More

LET’S STUDYING WITH HIGH SHUTTER SPEED

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter (jendela) di yang menutup sensor di kamera kita terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula. Untuk lebih dalamnya kita bakal bahas terkait high shutter speed, yang pertama yaitu high shutter speed, Teknis high shutter speed ditandai dengan nilai yang rendah dan mendapatkan kecepatan rana yang cepat. Dengan teknis ini Anda bisa menangkap momen yang terjadi. Misal orang berlari, dengan kecepatan rana yang cepat maka kamera mampu menghasilkan gambar tepat diposisi dimana kita menekan tombol shutter kamera. Teknis ini biasanya digunakan untuk pemotretan sport, satwa dan objek yang memiliki gerakan cepat lainnya. Dengan high shutter speed biasanya fotografer mengusahakan dirinya agar tidak tertinggal momen-momen menarik. (sumber https://freepik.com) Kebalikan dengan teknis slow shutter speed, tripod tidak diperlukan lagi saat menggunakan teknis high shutter speed. Namun jika anda merasa berat mengangkat kamera, monopod bisa anda gunakan. Shutter speed atau kecepatan rana akan selalu berkaitan dengan aperture. Seperti artikel sebelumnya tentang Memahami Definisi Aperture Secara Detail, aperture adalah seberapa lebar diafragma lensa terbuka. Dalam fotografi kita mengenal istilah EXPOSURE, yaitu kemampuan kamera mengumpulkan cahaya yang masuk. Exposure sendiri akan selalu berkaitan dengan shutter speed, aperture/bukaan diafragma serta dengan ISO. Tunggu artikel tentang exposure sedang kami...

Read More

AYO TINGKATKAN KUALITAS FOTO ANDA DENGAN KOMPOSISI ATURAN SEPERTIGA

Teman-teman tau ngga sih, pada saat kalian mengambil foto menggunakan kamera sudah memiliki aturan?, jika belum, dan ingin membuat foto kalian lebih berkelasdengan menggunkan komposisi rule of third atau aturan sepertiga. Rule of thirds adalah salah satu panduan komposisi yang paling dikenal oleh fotografer untuk menciptakan foto yang berkualitas. Komposisi ini didapatkan dengan membagi bidang gambar dalam tiga bagian yang sama besar dan proporsional baik horizontal maupun vertikal. Maka terbentuklah garisgaris imajiner dan empat titik perpotongan garis imajiner tersebut. Menurut aturan ini, sebaiknya bagian foto yang paling menarik ditempatkan di salah satu titik tersebut Komposisi Rule of Thirds Rule of thirds—atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai aturan sepertiga merupakan rumus komposisi yang paling populer. Komposisi ini didapatkan dengan membagi bidang gambar dalam tiga bagian yang sama besar dan proporsional baik horizontal maupun vertikal. Dengan pembagian tersebut, terbentuklah garis-garis imajiner dan empat titik perpotongan garis imajiner tersebut. Menurut panduan ini, sebaiknya bagian foto yang paling menarik ditempatkan di salah satu titik tersebut. Titik yang sebelah mana tergantung dengan konteks, selera, dan apa yang ingin ditonjolkan. Aturan ini berlaku untuk sebagian besar jenis fotografi, dari pemandangan, portrait, still life, foto jurnalisme, dan lain-lain Pada artikel ini, saya akan menjelaskan bagaimana sih penggunaan komposisi aturan sepertiga yang benar. Perhatikan gambar dibawah, apakah sudah menggunakan aturan sepertiga yang benar? Foto diatas, jika ditarik garis lurus sesuai dengan aturan sepertiga , dan terdapat...

Read More

Pin It on Pinterest