Foto Menggunakan Hight Shutter Speed

Oleh :

Fikri Ali Musthofa

-1 Multimedia Broadcasting A-

-5120500003-

Shutter Speed atau bisa disebut dengan kecepatan Rana. Shutter Speed merupakan bagian dari salah satu elemen pembentuk segitiga eksposure. Segitiga Eksposure adalah istilah yang digunakan untuk tiga elemen dasar dari exposure yaitu: aperture, shutter speed dan ISO. Masing-masing elemen ini saling terkait dalam mempengaruhi cahaya yang masuk mencapai sensor kamera untuk merekam foto, dimana disebut juga dengan exposure. Shutter Speed merujuk kepada berapa lama shutter kamera terbuka, dan mengijinkan cahaya untuk mengenai sensor yang terdapat didalam kamera. Shutter Speed merujuk pada jangka waktu shutter kamera terbuka untuk memaparkan cahaya ke dalam sensor kamera. Anda dapat sepenuhnya mengendalikan, bagaimana anda ingin menangkap subjek yang bergerak.

Apabila shutter speed yang digunakan cepat maka dapat membantu membekukan tindakan sepenuhnya. Membekukan disini adalah Ketika kita menentukan shutter speed yang tinggi, atau pada beberapa kasus shutter speed bisa sangat cepat, maka gerakan objek itu bisa seakan terhenti atau beku (motion freeze), contohnya ketika kita memotret  bola yang dilempar keatas maka di foto yang kita hasilkan kita bisa melihat bola yang masih melayang di udara terhenti, atau seolah diam, seperti menghentikan waktu suatu kejadian yang kita ambil menggunakan kamera. Disamping mempengaruhi bagaimana pergerakan subjek tampak di foto, shutter speed juga mengendalikan rentan waktu  sensor gambar dipaparkan ke cahaya yang ada pada gilirannya menentukan jumlah eksposure. Shutter speed tinggi biasanya digunakan saat kita mengambil foto objek yang mobilitas gerakannya cepat seperti olahraga Lari, Sepak Bola, Basket, dan lain – lain. Atau juga bisa memotret kendaraan yang sedang melintas di jalan raya.

Enaknya dalam menggunakan shutter speed tinggi dalam memotret yaitu kita tidak perlu menggunakan alat tambahan seperti tripod untuk mengambil gambar, gambar tetap tajam meskipun gambar yang di ambil adalah objek yang bergerak, dan meskipun tangan kita mengalami tremor kita tidak perlu kawatir jika gambar mengalami blur atau kurang tajam. Untu k mendapatkan foto yang lebih tajam, kita dapat terus mencoba dan berlatih. Setelah mengatur kecepatan shutter, kemudian kita arahkan lensa mengikuti objek yang bergerak hingga akhirnya kita dapat memencet tombol shutter unutk memotret. Jika kita hanya mengatur shutternya saja tanpa mengarahkan lensa mengikuti objek, maka kita tidak akan mendapatkan gambar yang tajam. Maka dari itu kita harus sering – sering berlatih dan mencoba untuk memotret sautu objek, agar kita selalu terbiasa untuk menangkap moment – moment unik yang tidak bisa kita ulangi untuk kedua kalinya dan mendapatkan hasil yang makasimal.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest
Processed with VSCO with dog3 preset