Halo-Halo Sobat Fotografi! Kembali lagi kita dengan salah satu tips fotografi yang akan membuat hasil foto kalian menjadi lebih bagus dan menarik untuk dilihat. Teknik yang akan kita bahas kali ini merupakan teknik pengambilan menggunakan High Shutter Speed. Dimana teknik ini dapat digunakan untuk pengambilang foto Jumpshot, Freezing dan banyak lagi. Tanpa basa-basi mari kita mulai pembahasannya !

Nah, sebelum kita masuk ke proses pengambilan foto kita perlu tahu dulu apa itu shutter speed???

Shutter speed adalah lamanya waktu shutter/ sensor kamera terbuka dalam menangkap suatu objek gambar. Shutter speed sendiri berkaitan dengan jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera. Dalam bahasan kali ini kita akan membahas tentang High shutter speed, atau penggunaan shutter speed yang cepat. Nah apa itu High shutter speed?

High Shutter Speed adalah penggunaan Shutter speed yang memakai kecepatan tinggi. Dimana jika kita memakai shutter speed yang cepat, maka sensor kamera akan terbuka semakin cepat, dan jumlah cahaya yang masuk semakin sedikit. Pemakaian High shutter speed juga dapat berpengaruh pada hasil foto, dimana shutter speed cepat yang digunakan, ini dapat membantu dalam membekukan tindakan sepenuhnya.Pada kesempatan kali ini saya akan membahas 3 jenis tipe fotografi yang menggunakan teknik ini, yaitu Freezing, Levitasi, dan Jumpshot. Berikut ini merupakan contoh fotografi penggunaan High Shutter Speed dan bagaimana cara penggunaannya,

  1. Freezing Photography

Freezing Photography merupakan sbuah teknik memotret pada sebuah objek yang sedang bergerak dengan seolah-olah hasil foto kita bisa menghentikan objek yang bergerak tersebut. Teknik ini menggunakan kecepatan/speed lensa yang tinggi sehingga objek seolah-olah membeku. Jika Anda belum terbiasa, maka akan dihasilkan potret yang blur. Hal tersebut dikarenakan obyek masih tetap bergerak saat pengambilan gambar. Dibutuhkan keahlian khusus dan juga kamera dengan fitur yang memadai untuk melakukan teknik freezing. Berikut tips atau cara mendapatkan foto menggunakan teknik ini :

a. Tingkatkan shutter speed kamera . Foto blur terjadi dikarenakan obyek atau kamera bergerak saat shutter terbuka. Tetapi perlu diperhatikan bahwa semakin cepat kita memakai shutter speed maka hasil foto akan semakin gelap. Sobat dapat menggunakan Shutter Speed dengan kecepatan 1/30-1/125 sesuai dengan kebutuhan sobat.
b. Ikuti Obyek yang akan kita potret. Saat sobat merasa bahwa posisi sangat tepat, sobat bisa langsung memotretnya. Misalnya saat obyek bergerak dekat . Hasilnya akan didapat potret dengan blur sangat indah, seperti yang diinginkan saat memotret obyek dengan gerakan cepat.
c. Karena hasil foto yang didapatkan dapat menjadi gelap, sobat dapat menggunakan teknik pencahayaan long exposure. Beberapa orang tidak menggunakan teknik pencahayaan lama dengan efektif.
d. Perhatikan posisi, Posisi adalah hal yang sangat penting. Misalnya saat sobat berada pada posisi samping dan ingin memotret mobil yang bergerak cepat dari kiri ke kanan, sobat bisa mengambil posisi di sudut. Kemudian lakukan pemotretan saat mobil melintas dihadapanmu.

2. Levitation Photograhy

Levitation Photography atau biasa disebut fotografi levitasi adalah sebuah teknik fotografi yang membuat objek yang difoto terlihat seolah-olah seperti melayang. Dalam pembuatannya teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan proses edit maupun tanpa edit (manual). Dalam penggunaan teknik ini menghasilkan foto yang tampak menarik karena menghadirkan hal yang tidak biasa di gambaran hal yang biasa karena benda/ hewan/ manusia yang digunakan sebagai objek tampak melayang. Berikut ini beberapa cara agar bisa menggunakan teknik ini,

Penggunaan teknik Levitation Photograhpy manual (menggunakan kamera):
a. Pengambilan foto dapat dilakukan pada siang hari dimana pada waktu cahaya yang ada cukup terang untuk melakukan pemotretan. atau dapat mengubah eksposur atau yang disebut juga dengan mode pemotretan pada kamera sobat dan gunakan mode shutter priority.
b. Selanjutnya, sobat bisa mengubah setting drive-mode dan gunakan jenis shoot “Continuous Shooting”. Ketika memotret, sobat harus mengusahakan untuk bisa menjangkau bayangan model yang sedang melakukan levitasi. Hal ini perlu sobat lakukan agar hasil fotonya lebih tampak nyata.
c. Gunakan alat bantu untuk menahan objek sebelum dilepas
d. Sobat dapat menggunakan mode shutter priority dan selanjutnya mengubah shutter speed dengan kecepatan minimal 1/60
e. Foto levitasi ini akan lebih menarik saat dipublikasikan jika mengangkat satu tema dengan menggunakan aksesori yang mendukung. Contohnya, model bisa berlevitasi dengan menaiki sapu, membawa payung, atau seolah membaca buku.
f. Pilih sudut pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih rendah dari model (low angle) agar model bisa tampak lebih tinggi dan melayang.
g. Sobat dapat menggunakan shutter speed yang tinggi. Karena, cahaya cukup banyak berperan dalam mendapatkan shutter speed yang tinggi, fungsinya untuk membekukan gerakan (freezing motion).
h. Sobat juga dapat menggunakan sudut pengambilan high angle dengan catatan harus ada bayangan dan model tampak terpisah dengan bayangan saat model sedang melakukan levitasi.

Penggunaan teknik Levitation Photography menggunakan Proses pengeditan:
a. Ambil foto dan berpose menggunakan tumpuan seperti kursi atau alat bantu lainnya
b. Masukkan hasil foto ke program edit foto
c. Sobat harus menumpuk kedua foto tadi menjadi dua layer dengan cara drag and drop foto yang hanya berisi latar belakang atau background saja ke atas foto yang bermodel. Kemudian sejajarkan.
d. Turunkan opasitas dari foto yang hanya berisi latar belakang saja, menjadi sekitar 80%.
e. Tambahkan layer mask pada foto latar belakang tersebut dan Anda bisa mulai menghapus foto di bagian model yang seolah-olah melayang tersebut.
f. Semakin Anda teliti dalam melakukan tahap penghapusan tersebut, maka akan semakin bagus foto levitasi yang bisa Anda hasilkan.

3. Jumpshot Photography

Jumpshot photography merupakan salah satu teknik fotografi teknk ini juga dikenal dengan teknik loncat, dimana dalam mengambil gambar objek terlihat melompat bukan melayang seperti teknik levitasi. Pada teknik jump shot, objek foto benar-benar terlihat meloncat, biasanya teknik ini banyak dilakukan oleh kalangan remaja di pantai bersama teman-temannya. Teknik ini berbeda dengan levitation Photography. Dimana jika di levitation Photography kita seakan-akan melayang pada teknik ini objek tampak melompat dan biasanya dilakukan oleh manusia. Teknik kamera yang digunakan pun cukup sama dengan levitation Photography, tetapi terdapat beberapa cara bagi model. Berikut ini beberapa cara bagi model agar mendapatkan foto yang baik:

a. Jika melakukan levitasi model disarankan menghadap kamera untuk berpose dengan kaki lurus ke bawah saja.
b. Model yang melakukan levitasi menghadap ke samping disarankan untuk menekuk kedua kakinya ke belakang sekitar 45 derajat dan sedikit mencondongkan badan ke depan agar kesan melayang lebih yang dihasilkan oleh fotonya dapat lebih terasa.
c. Melompat di tempat dan tidak perlu sambil berlari. Karena, jika model melompat sambil berlari, sang fotografer akan lebih sulit untuk mendapatkan frame yang pas.
d. Ekspresi wajah model sewajarnya saja. Bisa disesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan, terlebih jika model tidak melihat ke arah kamera agar terkesan candid.
e. Pakaian yang digunakan oleh model bisa ditambahkan dengan peniti, penjepit kertas, atau alat penjepit baju lainnya. Hal ini dilakukan agar baju yang digunakan oleh model tidak tersingkap atau tampak menggembung saat melompat.
f. Model bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat tidak tampak berantakan. Opsi lain yang bisa digunakan oleh model adalah menguncir rambut, memakai bando, atau menggunakan topi.
g. jangan sampai terlalu lelah saat melompat dan pastikan lokasi tersebut adalah lokasi yang aman untuk digunakan melompat.

Itulah beberapa tips dan cara mendapatkan foto dengan menggunakan teknik high shutter speed. Semoga beberapa tips ini dapat membantu sobat sekalian dalam menggunakan teknik ini dan mendapatkan hasil foto yang lebih baik. Mohon maaf jika ada salah kata dan sampai jumpa di kesempatan lain kali.