Saat ini Fotografi bukanlah sebuah hal yang awam bagi orang – orang. Fotografi menjadi salah satu hobi menarik yang telah dilakoni berbagai kalangan. Ada yang melakukan fotografi sebatas untuk senang – senang, ada juga yang niat mempelajari aturan – aturan serta ilmu – ilmu penting dalam memotret. Komposisi ialah salah satunya. Komposisi menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam seni foto – memfoto.
Apa sih sebenernya komposisi itu?
Mudahnya, komposisi adalah sebuah cara mengatur/ menyusun objek foto sedemikian rupa sehingga memunculkan point of interest. Nah point of interest sendiri, atau biasanya ditulis POI, adalah bagian dari foto yang menjadi fokus, titik pusat, atau titik perhatian si pengamat foto. POI inilah yang akan memunculkan pesan dan cerita dari foto – foto jepretan kalian. Elemen – elemen visual yang dapat dimanfaatkan ialah garis, bentuk, cahaya, warna, dan tekstur.
Mengapa komposisi itu penting?
Yang menjadi hal utama dari komposisi adalah tujuan yang berupa menghasilkan visual impact, yaitu sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang kalian ingin ekspresikan dalam foto kalian. Karena pada hakikatnya, setiap foto yang diambil mempunyai mood masing – masing yang bisa mencuri hati bagi tiap yang melihatnya. Dengan demikian kalian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dari foto kalian tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu yang mengejutkan, beda, eksentrik, dll. Untuk kali ini, komposisi yang akan dibahas adalah komposisi garis.
Komposisi Garis
Elemen garis umumnya dihasilkan dari garis – garis alami pada obyek yang ada di lingkungan sekitar kita. Elemen garis (line) yang mungkin berada paling dekat dengan kita dan mudah kita temui ialah garis horizon (garis cakrawala), garis pantai, sawah, jalan aspal, rel kereta, ubin keramik dan masih banyak lagi. Namun ketika bicara soal garis di komposisi foto, kita tidak hanya berbicara mengenai bentuk garis secara mutlak. Garis tersebut bisa saja berbentuk garis imajiner. Garis yang muncul dari objek-objek, seperti gedung, batang pohon, jalan, pembatas jalan, pagar besi di jembatan, permukaan laut, tiang listrik, dan masih banyak lagi. Pada dasarnya garis bisa dibagi menjadi 4 jenis, yaitu horisontal, vertikal, diagonal dan lengkung. Tentunya tiap – tiap jenis tersebut bisa mewakili pesan dan rasa tertentu bagi mata yang melihatnya.
- Garis Horizontal
Elemen garis horizontal akan memberi kesan stabilitas, tenang, permanen dan kokoh. Lihatlah garis cakrawala yang membagi langit dan daratan (atau lautan), kuat, kokoh, bak pondasi. Hindari meletakkan garis horizontal tepat ditengah-tengah foto kalian karena dapat menimbulkan kesan kaku dan mati.
- Garis vertikal
Garis – garis vertikal pada umumnya menampilkan unsur kuat dan dinamis serta langsung menuntun mata pengamat pada frame. Pada format lanskap kita dapat menjadikan garis vertikal seakan-akan mendobrak keluar gambar. Sedangkan pada format potrait kita akan mendapatkan kesat kuat dan tinggi. Sebagai contoh ialah Tiang Bendera, Gedung Tingkat, Pohon, dan Monumen.
- Garis Diagonal
Dibanding 2 garis sebelumnya, garis diagonal bersifat lebih dinamis. Garis diagonal memberikan kesan adanya jarak dan posisi yang agak sulit ditangkap pada still photography (foto yang mengabadikan benda-benda) dan membuat kesan komposisi gambar terasa hidup. Inilah yang melahirkan kesan kedalaman atau efek tiga dimensi dalam suatu foto.
- Garis Lengkung
Elemen Garis ini jauh lebih hidup ketimbang garis diagonal. Selain itu garis lengkung akan memberi kesan yang lembut, rileks dan juga bergerak. Lengkungan menciptakan jalur berkelok yang menggiring mata pengamat memasuki foto menuju objek tertentu. Contohnya ialah gunung, lengkung pantai, dan ujung daun.
Keempat elemen di atas dapat menciptakan mood yang berbeda. Dengan mempertimbangkan secara matang area terang (highlight) dan area gelap (shadow), kadang garis – garis dapat menciptakan ilusi yang unik hingga aneh yang bahkan bentuknya tidak dapat ditangkap oleh mata.
Terlepas dari semua teori – teori yang disebut diatas, pada dasarnya foto ialah sebuah kealamian. Bagaimana sebuah foto diambil sebebas dan sealami mungkin, itulah bagaimana representasi suasana hati dari sang pemotretnya. Tidak berarti ketika kita memotret harus dengan aturan yang tepat. Karena terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang kreatif, aturan yang ada malah harus dilanggar. Akan tetapi apabila sebuah aturan dapat menjadikan foto lebih indah dan bercerita, apa salahnya kan?
Recent Comments