Entah saya sendiri juga tidak tau siapa diri saya sendiri. Padahal sudah hampir 2 dekade lebih saya bersamanya. Terasa aneh ?, memang begitu adanya. Beberapakali obrolan dengan orang lain hannya menghasilkan judgement bahwa saya tidak cukup melakukan eksplorasi tentang diri saya pribadi. Tapi apakah benar bahwa jati diri adalah sesuatu yang perlu dicari atau malah sebaliknya dia adalah hal yang perlu untuk kita ciptakan.
“Knowing yourself is the beginning of all wisdom.”
― Aristotle
Beberapa ahli mengatakan bahwa personal identity atau yang bisa kita terjemahkan identitas personal adalah konsep yang Anda kembangkan tentang diri Anda yang berkembang selama hidup Anda, terkejut ?, saya sendiri terkejut. Identitas personal kita pada dasarnya adalah hal yang kita kembangkan sendiri begitu menurut para ahli. Di keseharian sering terpikir saat melihat sosok – sosok sukses terbesit bahwa apa yang mereka capai adalah sebuah gift dari Tuhan. Mereka sudah diberkahi dengan bakat yang mereka butuhkan. Ya , konsep dasar pemikiran inilah yang seringkali saya gunakan untuk mencari tau di ciptakan untuk apa sebenarnya saya ini ?.
Sudah banyak sebenarnya cerita tentang orang – orang yang mencoba melakukan perjalanan jauh hannya untuk menemukan jati diri ini. Maaf saja saya pribadi hannya berhasil membaca beberapa buku yang mengisahkan tentang pencarian tak berujung ini. Buku berjudul Titik Nol : Makna Sebuah Perjalanan karya Agustinus Wibowo pun berkisah hal serupa. Untuk mencari apa jati dirinya sebenarnya dia bahkan rela berpetualang hingga ke Tibet walaupun dengan biaya sekedarnya. Atau mungkin kisah dari musisi sekaligus penulis buku bung Fiersa Besari. 7 bulan perjalanannya mengelilingi Indonesia selain untuk menyembuhkan patah hatinya juga untuk mencari tau siapa dirinya sendiri. Lantas bagaimana kita seharusnya ?. Ini hannya opini saya, kalian boleh setuju ataupun tidak. Toh saya pun masih minim pengalaman. Saya pribadi percaya Tuhan tidak mungkin meninggalkan kita untuk hidup di bumi ini tanpa memberi bekal kepada kita.
“Jati diri itu tidak ditemukan, tapi diciptakan.”
― Fiersa Besari
Beberapa saya rasa sering menyebutnya dengan bakat, namun yah terseralah dengan istilah apa kalian menyebutnya. Namun yang paling penting adalah bagaimana kalian yakin ada sesuatu kotak hitam dalam diri kalian yang kelak dapat kalian gunakan untuk menjadi bermanfaat di dunia ini. Apakah itu mudah ?, tentu tidak sama sekali tidak mudah..Proses mencari kotak hitam itu mirip seperti game console akan ada beberapa tahap dengan tingkat kesulitan yang beragam. Namun tahap yang paling sulit menurut saya justru adalah stage 1 ya tahap awal yakni berdamai dengan diri sendiri. Seperti yang kita semua tau, jika kita tak bisa melewati tahap awal maka tahap selanjutnya akan sulit atau bahkan tidak bisa dilewati.
Baiklah setelah beberapa pendapat saya diatas saya pun dapat menyimpulkan bahwa saya percaya Tuhan memang telah mengatur akan seperti kehidupan kita selama di alam fana ini. Namun saya sungguh lebih percaya jika kita berhak menuliskan takdir kita sendiri. Kita menentukan akan menjadi manusia bermanfaat seperti apa , dan Jati diri seperti apa kita sebenarnya. Ya walaupun pada realitannya kita seringkali dipaksa untuk berdamai dengan keadaan.
-Salam hormat Reynaldi
Recent Comments