AI adalah teknologi akan kecerdasan buatan yang memuat dalam suatu sistem bersifat ilmiah.  Pada revolusi industri 4.0, AI mulai banyak digunakan dan diterapkan pada berbagai bidang seperti sistem pakar, game, fuzzy logic, dan robotika. Makin berkembangnya zaman, banyak pekerjaan yang tergantikan oleh AI. Menurut World Economic Forum, “Robot dapat menggantikan hampir separuh pekerjaan.”. Hal nyata yang semua orang telah ketahui ialah penjaga loket karcis di tol sudah tergantikan oleh mesin AI.

 

“Kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”. – Andreas Kaplan dan Michael Haenlein

 

Pada artikel ini akan membahas sistem AI pada robot di bidang medis. Meningkatnya jumlah penyakit kronis, biaya perawatan, dan kurangnya tenaga medis membuat tantangan besar bagi para profesional medis. Dengan adanya AI, para profesional medis dapat lebih kreatif dalam membantu pasiennya. Dokter dapat digambarkan sebagai dokter elektronik dimana mereka menggunakan teknologi digital dalam praktik.

 

Teknologi AI dalam medis dimuat seperti layaknya robot yang bertindak sebagai alat bantu medis menggantikan pekerjaan perawat sehingga membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien. Contohnya, telerobot dapat memfasilitasi komunikasi antara profesional medis dengan pasien. Dengan adanya jembatan komunikasi elektronik ini, akan memudahkan pasien berkonsultasi pada profesional medis walaupun mereka tidak bertatap muka. Begitu juga sudut pandang dari profesional medis, mereka akan dimudahkan untuk konsultasi dengan pasien walau mereka memiliki pekerjaan lain yang sedang dikerjakan.

 

Dilansir dari McKinsey Global Institute bahwa pada tahun 2030, 800 juta pekerja di dunia akan digantikan oleh robot. Argumen ini dikuatkan oleh teknologi yang terus lahir dan berkembang. Dalam dunia medis, terdapat mesin AI/robot yang telah membantu pekerjaan profesional medis seperti “Robot Bedah Da Vinci” berfungsi untuk meningkatkan presisi dan ketetapan ahli bedah. Robot ini telah digunakan lebih dari 3400 mesin pada tahun 2015. Terdapat pula robot “Veebot” yang memiliki akurasi 83% dalam memilih pembuluh vena terbaik dan robot yang dapat membantu mengangkat dan mengankut pasien serta membantu berdiri yaitu “Robear dan RIBA”.

 

Robot bedah Da Vinci

 

Veebot

 

Robear dan RIBA

 

Dari teknologi robot yang telah ada di muka bumi ini dalam bidang medis, dapat disimpulkan bahwa seiring berkembangnya zaman pekerjaan profesional medis bukan tergantikan oleh robot melainkan dibantu oleh robot sehingga menciptakan keselarasan yang efektif.

 

Referensi :

Guo, Jonathan dan Bin Li. 2018. The Application of Medical Artifical Intelligence Technology in Rural Areas of Developing Countries. Artikel:Health Equity. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6110188/

Andrew Pepito, Joseph dan Rozzano Locsin. 2019. Can Nurses Remain Relevant in a Technologically Advanced Future?. Jurnal. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352013218301765

Mesko, Bertalan dan Zsuzsa Gyorffy. 2019. The Rise of The Empowered Physician in The Digital Health Era: Viewpoint. Jurnal:Medical Internet Research. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6454334/