Cara mudah menulis cerita ini bisa menjadi panduan bagi yang ingin menulis cerita tetapi tidak tahu harus mulai darimana dan harus melakukan apa. Memang menulis bagi banyak orang adalah sesuatu yang sulit. Namun, kita tidak bisa menghindar darinya, apalagi untuk orang-orang yang ada di lingkungan akademik. Pasti, entah pada waktu yang mana, kita akan mendapatkan tugas untuk menulis cerita. Mari kita bahas cara mudah menulis cerita ini.

(1) Persempit Topik Kita. Kalau kita mendapatkan suatu topik, entah itu dari tugas atau ide sendiri, kita harus memastikan bahwa topik itu tidak terlalu lebar, sehingga kita bisa fokus. Misalkan kita ingin menulis teknologi Augmented Reality (AR), maka kita tentukan AR untuk apa secara spesifik  seperti AR sebagai pemandu wisata atau AR untuk pengenalan  obyek. Kita bisa menggunakan Google Trend untuk melihat topik kita menarik atau tidak. Kalau dalam Google Tren, ternyata grafiknya tinggi atau naik, maka itu topik yang menarik.

(2) Tentukan Jenis Tulisan Kita. Ada tulisan yang bersifat naratif, penjelasan atau persuasif. Masing-masing jenis akan mempunyai penekanan yang berbeda. Pada tulisan naratif, kita akan banyak melakukan penggambaran cerita misalkan AR pemandu wisata itu bermanfaat untuk apa, apa yang jadi targetnya. Pada tulisan penjelasan, kita akan memberi banyak penjelasan tentang AR itu apa, bagaimana cara membuatnya. Sedangkan pada tulisan persuasif, kita akan banyak memberi informasi apa pentingnya AR untuk pemandu wisata, atau bagaimana pengaruh AR dalam dunia wisata.

(3) Lakukan Penelitian Tentang Topik Kita. Kita tidak akan bisa menulis banyak bila kita tidak mempunyai informasi yang cukup. Bagaimana kita bisa menulis tentang AR sebagai pemandu wisata, kalau kita tidak tahu tentang AR dan teknologinya, tentang teknologi dalam dunia wisata, tentang penyajian informasi wisata. Nah, kita harus mencari referensi untuk bisa menulis seperti mencari dengan search engine dengan kata kunci “Augmented Reality Tourism Guide”, atau dengan melihat video tentang AR untuk wisata.

(4) Tulis catatan yang terperinci dari setiap referensi kita. Hal ini penting, agar kita tahu secara detail tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh orang lain, dan pada akhirnya kita bisa menceritakan secara rinci apa yang menjadi topik kita. Misal kita melihat video tentang AR tour guide, maka kita tulis apa saja bagian penting yang nantinya bisa kita kembangkan menjadi tulisan kita. Misalkan teknologi AR yang digunakan seperti apa, teknik modelingnya seperti apa dan lainnya. Menulis kembali setiap refeerensi akan membuat kita semakin paham dan memudahkan kita dalam menggali cerita dan menuliskannya kembali.

(5) Analisa catatan kita. Bisa jadi dalam catatan kita ada sesuatu yang sangat menarik, tetapi belum dituliskan dengan baik. Kita harus memperbaikinya. Proses ini akan membuat kita mendapatkan bahan tulisan yang baik. Kita bisa cek di Google Scholar, JSTOR, atau Ebsco untuk memastikan apakah hal itu adalah tulisan yang baik.

(6) Tulis pernyataan tesis/ide kita. Lihatlah ide-ide yang kita hasilkan. Pilih satu hingga tiga ide terkuat  kita yang mendukung topik. Kita harus dapat mendukung ide-ide ini dengan bukti dari penelitian kita. Pernyataan tesis kita harus fokus dan sebaiknya ditulis dalam kalimat aktif.

(7) Rencanakan esai kita. Ambil cerita yang kita pikirkan dan susun menjadi garis besar. Tuliskan kalimat topik untuk ide-ide utama kita. Kemudian, di bawahnya, buatlah daftar bukti pendukung Anda. Umumnya, kita membutuhkan tiga argumen atau potongan bukti untuk mendukung setiap ide utama.

(8) Tulis isi esai kita. Dalam penulisan ini: hindari generalisasi menyeluruh, hindari penulisan “saya pikir”, dan tetap fokus pada topik kita.

(9) Tentukan judul dari esai. Hal ini penting mengingat judul adalah hal pertama yang dibaca orang lain pada tulisan kita.

Kalau sudah sampai di sini, setidaknya kita sudah menghasilkan sebuah tulisan yang cukup untuk bisa dibaca orang lain. Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan tulisan yang akan lebih jelas dan detail dengan dasar yang kuat atau istilahnya mempunyai “state of the art“.

 

Sumber: Wikihow-How Write A Essay
Foto: Lila Julianawati