Shutter speed adalah salah satu komponen penting dalam fotografi yang ada kaitannya juga dengan segitiga exposure nah kali ini kita akan membahas tentang High Shutter Speed sebelum melangkah lebih jauh membahas high shutter speed kita akan berkenalan dulu dengan yang Namanya  shutter speed, apa sih shutter speed itu? Kaitannya dengan pengertian shutter speed pada kamera disebutkan bahwa shutter speed pada umumnya merupakan kecepatan dari bukaan sensor kamera yang diposisikan pada obyek yang dibidik. Dengan kata lain, shutter speed dianggap sebagai jangka waktu yang nantinya dibutuhkan oleh kamera untuk menangkap obyek yang nantinya akan difoto.

Selain itu, disebutkan dalam pengertian shutter speed pada kamera bahwa dalam proses pembuatan foto dengan memanfaatkan kamera DSLR, tentunya Anda juga harus memperhatikan penggunaan shutter speed. Sebagai contoh, jika Anda ingin menangkap sebuah obyek yang bergerak dengan cepat, tentu saja Anda harus memperhatikan pengaturan pada high shutter speed yang diatur sedemikian rupa dalam melakukan perekaman atas pergerakan benda tersebut.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Nah dapat dilihat dengan menggunakan high shutter speed kita dapat membuat cerita foto seolah melayang, terbang di udara, freeze. Sedangkan jika Anda ingin memotret benda yang posisinya diam, maka terkait dengan pengertian shutter speed pada kamera, untuk pengaturan shutter speed diposisikan pada low. Dengan menerapkan cara ini, maka Anda akan mendapatkan detail yang sangat tajam dari obyek yang sedang difoto. Namun demikian, ada teknik memotret yang menggunakan mode low shutter speed pada benda yang bergerak demi mendapatkan hasil jepretan yang halus seperti hanya memfoto air terjun.

Mengenai pengertian shutter speed pada kamera tentu saja ada berbagai kelebihan dan juga kekurangan yang memang perlu diketahui oleh fotografer. Dalam hal ini, ketika Anda menggunakan high shutter speed, nantinya Anda akan mendapatkan detail gambar yang sangat maksimal atas obyek yang bergerak. Sebagai contoh memotret daun yang jatuh ataupun juga memotret burung yang akan hinggap pada ranting.

Sayangnya, untuk shutter speed yang tinggi tidak bisa digunakan pada kondisi latar belakang yang gelap atau kurang cahaya. Hal ini disebabkan oleh adanya bukaan yang cukup lebar sehingga menjadikan jumlah cahaya yang masuk berlebihan dan menyebabkan gambar yang dihasilkan blur.

  • Ketika harus mempertimbangkan shutter speed berapa yang akan digunakan pada foto anda, tanyakan pada diri anda apakah subjek anda bergerak dan bagaimana anda akan merekam pergerakan tersebut. Anda harus memilih apakah akan membekukan gerakan subjek tersebut (detail tampak baik) atau anda akan membuat gerakan subjek tersebut tampak kabur (blur) yang menimbulkan kesan gerakan (motion blur).
  • Untuk membekukan gerakan (freezing), anda harus memilih shutter speed yang lebih cepat dan jika menginginkan gerakan yang tampak blur anda harus memilih shutter speed yang lebih lambat. Kecepatan shutter speed yang anda pilih tergantung pada kecepatan gerakan subjek yang anda bidik dan seberapa banyak anda blur yang anda inginkan.
  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Sebagai contoh pada foto burung di atas memerlukan shutter speed 1/1250 detik untuk dapat membekukan gerakan kepakan sayap burung.

Shutterspeed atau kecepatan rana adalah jumlah waktu rana terbuka saat eksposur berlangsung.

Kecepatan rana inilah yang jadi pengontrol gerakan subjek.

Misalnya, anda ingin subjek terlihat beku atau melambat saat proses pengambilan gambar maka kecepatan rananya bisa diatur jadi 1/1000.

semakin besar bukaan lensa maka intensitas cahaya yang masuk akan semakin banyak.

Hal ini tentu berakibat pada Shutter Speed..

Karena jumlah cahaya yang masuk semakin banyak, maka shutter speedyang kamu dapatkan akan semakin cepat.

Lihat gambar..

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest
  • Dengan menaikkan ISO dari ISO 100 ke ISO 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kunci aperture di f/1.4 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah gambar hingga 2 kali lebih cepat dari Shutter Speed 1/125 ke 1/250 detik;
  • Menaikkan ISO, membuatmu bisa bekerja dengan kondisi cahaya yang minim;
  • Saat menaikkan ISO ke 400, akan memangkas waktu pembuatan gambar hingga separuhnya lagi yaitu 1/500 detik;
  • Setiap kali mempersingkat waktu exposure sebanyak separuh, artinya kamu menaikkan eksposur sebesar 1 Stop.
  • Jika dalam kondisi minim cahaya, kamu sudah menggunakan Aperturedengan bukaan terbesar, mengatur Shutter Speed pada kecepatan paling “wajar”, namun tidak juga bisa menghasilkan eksposur yang normal..
  • .. maka langkah terakhir yang harus kamu lakukan adalah dengan menaikkan ISO.
  • Menaikkan ISO sering dilakukan oleh fotografer saat memotret dalam kondisi kurang cahaya. Hal ini bertujuan agar tetap mendapatkan Shutter Speed yang “wajar” sehingga bisa meminimalisir hasil foto yang shake (goyang) atau blur.
  • Perhatikan shutter speed..
  • Jika objek diam, usahakan kecepatan shutter tidak kurang dari 1/60s atau minimal 1/Focal Length dari focal length (zoom) yang kamu gunakan. Tujuannya agar foto tidak shake (goyang).
  • Misal kamu menggunakan lensa dengan focal length 85mm, maka shutter speed minimal yang harus kamu gunakan adalah 1/85s.
  • Sebagian fotografer bahkan menyarankan agar menggunakan shutter speedminimal 1/2xFocal Length, berarti minimal 1/170s. (kri)