• Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Indonesia adalah sasalah satu negara dengan jumlah pengguna smartphone aktif terbanyak, dan seiring dengan kemajuan teknologi tersebut banyak perusahaan lokal maupun asing sedang berlomba-lomba membangun aplikasi mobile. Kita bisa saja membuat aplikasi Android menggunakan bahasa Java, atau bahasa C# untuk membuat aplikasi Windows Phone, dan tanpa menggunakan Objective-C/Swift untuk membuat aplikasi iOS. Cukup dengan HTML5, CSS dan AngularJS untuk ketiga platform tersebut. Tapi terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya, maka itu di butuhkan framework yang dapat memudahkan kita dalam membuat sebuah aplikasi android, salah satu dari framework yang bisa digunakan adalah IONIC Framwork.

Apa Itu IONIC Framework?

Ionic adalah framework yang dikhususkan untuk membangun aplikasi mobile hybrid dengan HTML5, CSS dan AngularJS. Ionic menggunakan Node.js SASS, AngularJS sebagai engine-nya. Ionic dilengkapi dengan komponen-komponen CSS seperti buttonlistcardformgridstabs, dan masih banyak lagi. Jadi, dengan menggunakan Ionic Framework kita dapat membuat aplikasi seluler dengan jenis Hybrid untuk lebih dari 1 platform (cross-platform). Ionic Framework saat ini terbagi menjadi 2 Versi, Ionic 1 dan Ionic 2. Apa perbedaanya? Perbedaannya hanya dari AngularJS dan struktur folder projek nya saja. Jika Ionic 1 dibangun diatas AngularJS 1 sedangkan Ionic 2 dibangun diatas AngularJS 2.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • Pinterest

Kelebihan dan Kekurangan dari IONIC Framework

Kelebihannya adalah:

  • Dapat membangun aplikasi multti platform hanya dengan satu kali program bisa dibangun kedalam aplikasi android, ios, widowsphone dan webbrowser.
  • Memiliki component yang sangat lengkap yang sering digunakan antaralain: Menu, List, Navigation, Radio, Searchbar, Slide dan lain sebagainya. Semua komponent tersebut sangat mudah untuk dipelajari karena ionic framwork sendiri menyediakan banyak dokumentasi dan referensi sehingga mempermudah pengguna baru dalam memperlajarinya.
  • Memiliki dukungan Native yang banyak. Untuk native disini adalah program yang bisa mengambil komponen dari device yang diggunakan sehingga nanti ionic dapat dengan mudah mengambil componen yang ada didalam device tersebut. Beberapa api native yang terdapat di ionic yang sangat sering digunakan adalah Camera, Geolocation, GoogleMaps, Baterai Status, Brigtnes dan masih banyak lagi.

Kekurangannya adalah:

  • Berbayar untuk versi yang pro. Untuk versi pro tersebut programer tinggal drag and drop component kemudian dengan menggunakan sedikit koding sudah bisa jadi kedalam sebuah aplikasi yang di inginkan, dan juga aplikasi tersebut dapat disimpan online.
  • Saat membangun program sangat tergantung pada internet sehingga ketika tidak ada internet maka ionic ini tidak bisa dijalankan dengan semestinya
  • Resourse yang besar ketika melakukan pembuatan aplikasi dimana satu program bisa sampai ratusan mb yang diperlukan untuk menampung dari resaurce tersebut

Selain itu Ionic ini berjalan menggunakan npm dan pembangunanya menggunkan cordova sehinnga perlu beberapa yang harus diinstal antara lain

  • NPM (mesin untuk menginstal Ionic dan Cordova)
  • JAVA
  • SDK untuk android studio