Semua teman satu kelas rasanya tau, pulang kampung adalah passionku. Sebenarnya aku bukan tipe si bungsu yang manja yang selalunya minta dilayani orang tua. Tapi setelah tinggal jauh dari orang tua kalau dalam seminggu tidak makan masakan ibuku setidaknya sekali, rasanya hidupku hampa. Untuk kepulanganku minggu ini, aku sangat bersemangat. Kata ibu, ia mau mengajakku pergi ke rumah nenek kakak iparku. Jujur aku sangat senang karena ini akan jadi kali pertamaku setelah beberapa bulan kuliah.
Tepatnya ke Kabupaten Magetan. Magetan terletak di ujung provinsi Jawa Timur. Di ujung selatan dan barat Kabupaten ini sudah memasuki wilayah provinsi Jawa Tengah. Tepat di daerah perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah ini pula terdapat Gunung Lawu. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan (1000 m dpl).
Hanya butuh waktu 30 menit dari Kabupaten Magetan menuju ke Telaga Sarangan. Jaraknya sekitar 16km. Jalanan untuk menuju ke Telaga Sarangan katanya sangat indah. Aku menulisnya dengan ”katanya”, karena selama kurang lebih 30 menit itu pula aku tertidur. Sehingga tidak mengetahui keadaan sekitar.
Yang kutahu, Telaga Sarangan ini adalah telaga alami yang letaknya berada di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1.200mdpl. Dengan luas yang hampir 30hectare dan suhu yang dingin ini, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan bahkan ribuan wisatawan tiap tahunnya. Apalagi kini lokasi di sekitar Telaga Sarangan sudah banyak dibangunnya penginapan dilengkapi dengan toko souvenir dan rumah makan, yang menyuguhkan pemandangan indah Telaga Sarangan. Tiket masuknya pun murah, hanya Rp. 20.000.
Permainan yang ditawarkan pun ada beberapa. Berkuda misalnya. Atau naik speedboat. Biasanya ada orang yang akan menghampiri pengunjung dan menawarkannya untuk naik speedboatnya. Saat itu aku diajak oleh kakakku dan suaminya, akhirnya aku hanya mengikuti mereka. Untuk satu kali putaran, dikenakan tarif sebesar Rp 60.000 per kapal. Sebelum berangkat pengemudi memberikan pelampung terlebih dahulu, supaya aman katanya. Kapal yang kami tumpangi menjelajah sekeliling telaga ini dengan kecepatan tinggi yang memacu adrenalin. Kemudian, speedboat meliuk – liuk di atas air hingga aku dan kakaku serta kakak iparku sedikit terombang ambing.
Tidak banyak yang bisa kuabadikan. Percikan air mengenai baju dan ponselku harus rela kusimpan saja, daripada turun dari kapal aku tidak mempunyai ponsel. Sesekali kukeluarkan untuk memotret, pengemudi yang sepertinya paham akan ketertarikanku langsung melambatkan laju boat. Ini sangat seru. Tak jarang aku dan kakakku berteriak histeris.
Dokumentai dari atas speedboat
Selepas puas menikmati indahnya Telaga Sarangan, aku dan rombongan keluarga pun pergi. Tak berselang lama, kami sudah sampai di daerah Tawangmangu. Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat dingin. Tawangmangu berada di daerah pegunungan yang subur dan dikelilingi oleh hutan dan perbukitan. Kota kecil ini telah terkenal hingga ke mancanegara karena kawasan ini merupakan objek pariwisata yang cocok untuk dijadikan pilihan saat berlibur maupun berwisata.
Suasana di daerah Tawangmangu.
Ayahku dan beberapa orang lain sudah mulai lapar, sehingga kami memutuskan untuk rehat sebentar sembari santap siang. Kami memilih salah satu rumah makan yang menyediakan pemandangan yang indah. Selain udaranya yang sejuk, keindahan alam di sekitarnya tidak kalah menarik dengan kawasan lain di indonesia. Terlebih lagi, daerah ini terkenal dengan produksi pertanian penghasil sayur mayur.
Pemandangan di sekitar rumah makan di daerah Tawangmangu.
Karena sudah sampai di kawasan pulau Jawa bagian tengah, kurang lengkap rasanya jika tidak mengunjungi salah satu tempat wisata. Sejak wafatnya presiden kedua Indonesia ; Soehartto, ibuku sangat ingin mengunjungi makamnya. Maka dari itu, aku dan keluargaku menuruti keinginan ibuku.
Kami sampai di Astana Giribangun, tempat dimakamnya Presiden Soeharto. Tempat ini merupakan area pemakaman bagi keluarga Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto. Kompleks makam ini terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 660mdpl, tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Aku, ayahku, kakakku, dan suaminya sempat mampir masuk ke dalam Astana Mangadeg. Sementara anggota keluarga yang lain menunggu di bawah. Waktu itu kami adalah pengunjung terakhir karena setelah itu pintu masuk ke Astana Mangadeg ditutup. Astana Mangadeg adalah kompleks pemakaman untuk penguasa awal atau keturunan Mangkunagara dan kerabat dekat atau orang dalem nya. Di kompleks ini dimakamkan Mangkunagara I (MN I), MN II, dan MN III. Selain itu di dalam kompleks ini juga dimakamkan sejumlah kerabat dekat dan para pembantu perjuangan dalam peperangan melawan Kesultanan Mataram.
Setelah itu kami menuju mushola untuk menunaikan ibadah sholat Dhuhur terlebih dahulu sebelum masuk ke makam Presiden Soeharto. Selepas itu kami berjalan menuju gedung utama area makam, dimana disana tempat Presiden Soeharto dan beberapa anggota keluarganya yang sudah wafat dimakamkan.
Sebelum masuk kami harus mengisi semacam buku tamu, yang nantinya akan diberikan kepada kita kembali. Sebut saja sebagai tanda bukti. Selain itu juga dikenakan biaya “seikhlasnya”. Waktu itu tidak banyak foto yang dapat kuambil karena aku lupa dimana aku meletakkan ponselku yang sebenarnya berada dalam tas ibuku. Di dalam makam pihak dari yayasan menyediakan jasa foto langsung jadi di dekat makam Presiden Soeharto. Selepas keluar dari area makam, aku dan kakakku membeli hasil foto yang tadi. Dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000 per foto.
Foto di dekat makam Presiden Soeharto.
Menjelang sore, kami kembali ke rumah nenek kakak iparku itu. Untuk bersiap kembali pulang ke kota asal. Dan keesokan harinya pada dini hari aku harus kembali ke kota perantauan. Pengalaman yang sangat berharga bagiku. Walaupun hanya sebentar dan bukan termasuk ke dalam liburan yang mewah, menurutku asalkan dapat menikmati setiap momen yang ada dan tetap mensyukurinya, segala sesuatu akan terasa membahagiakan.
Recent Comments