Assalamualaikum semuanya, salam sejahtera untuk kita semua. Pertama kalinya saya menulis disini untuk membagikan beberapa kalimat mengenai Faktor “X”.

Pertama-tama apa sih faktor “X”?

Faktor X bagaikan sebuah pintu lain dalam hidup kita, yang melekat pada diri kita masing-masing. Pintu tersebut tidak akan ditemukan secara cuma-cuma, butuh usaha lebih dalam menemukan pintu itu. Jika berhasil menemukannya, maka ketuklah pintu-pintu itu.. Begitulah yang dikatakan dosen saya saat mengajar.

Pintu-pintu tersebut akan menjadi sebuah pilihan, namun pilihan tersebut bisa saja menjadi baik ataupun menjadi buruk. Semuanya tergantung pada sikap kita.

Faktor X yang pertama saya temukan adalah, saya merupakan seseorang yang super nekat. Terkadang perilaku nekat tersebut bisa jadi keuntungan bagi saya, terkadang juga bisa menjadi boomerang. Mengapa begitu? selama saya menjalankan bisnis, saya selalu nekat dengan modal yang terkadang berujung manis bila saya konsisten dan telaten, namun terkadang berujung rugi bila saya tidak konsisten dan ragu terhadap pasar yang saya pegang. Saya sadar saya harus mencari dan membuka pintu lain untuk menutupi kekurangan saya ini dan kembali bangkit. Namun dengan pintu ini saya akan menjadi orang yang berpengalaman dan akan belajar demi menjadi yang lebih baik.

Faktor X kedua yang ada didalam diri saya adalah, saya merupakan seorang yang mudah beradaptasi. Disini yang saya dapatkan adalah saya menjadi mudah dalam berkomunikasi, mendapatkan relasi serta menggali informasi yang saya ingin ketahui. Saya akan cepat melihat peluang yang menguntungkan bagi saya serta lingkungan, dan mudah dalam berkembang. Pintu ini merupakan pintu utama bagi saya sekarang, karena bila kita ingin mendapatkan relasi kita harus mudah membaur dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dan akan menjadi seorang yang dapat dipercaya oleh orang-orang bila disikapi dengan baik.

Faktor X tidak serta merta hanya ada didalam diri, tapi juga ada di lingkungan sekitar kita. Lingkungan juga sangat berperan penting terhadap diri kita dalam membangun suatu pola berfikir dan mental dari pengalaman yang telah dilalui. Lagi-lagi sikap kita yang menentukan apakah hal ini akan menjadi baik atau menjadi buruk.

Lingkungan saya sangat mendukung dengan apa apa saja yang saya lakukan, terutama orangtua. Beliau berdua merupakan pemodal saya, untuk yang pertama kali saya dipercayai melakukan bisnis yang dapat menghasilkan uang walaupun mereka sebenarnya tau hal tersebut akan mengganggu waktu belajar saya, dan ya mereka memang sangat paham bahwa saya tidak pandai dalam bidang akademik. Dari sejak saat itu saya tidak menyerah bila bisnis saya merugi, saya akan mulai dari awal dengan konsepn yang baru, ide baru, pasar baru dan dengan modal yang saya punya.

Lingkungan pertemanan saya juga bisa dibilang beruntung karena saya memiliki partner yang tekun, disiplin, pintar marketing dan pintar membaca peluang. Disini saya putuskan untuk membangun bisnis lain bersama partner saya untuk belajar menganai marketing dan melihat karakteristik dari pesaing maupun customer dan mulai masuk kedalam komunitas dan menjadi seorang yang dipercaya dalam komunitas tersebut. Karena saya pernah ingat ucapan teman saya saat maba “karena kita tidak bisa menguasai sesuatu dari luar sistem, maka masuklah kedalam sistem” kurang lebih begitu yang disampaikannya.

Saran dan kritik sangat diperlukan untuk menambah wawasan saya, semoga bacaan ini dapat memberikan manfaat. Terimakasih telah membaca.