Tiap manusia memiliki kromosom (genosom) atas susunan X dan Y. Hebatnya, X bisa dijadikan seperti unsur yang ada pada diri manusia. Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kata-kata “Faktor X” diucapkan terlebih ketika seseorang sedang mencari jati diri dalam berebagai cara. Faktor X bisa diartikan sebagai sesuatu yang menjadi pembeda antar manusia. Keunikan, ciri khas, kelebihan, keunggulan, dan macam-macam denotasi lainnya yang bermakna kepada sesuatu yang spesial bisa diwakilkan oleh “Faktor X” ini.
Jika boleh, coba kita sedikit bermain dengan pikiran kita. Bila kita memiliki sebuah barang yang menjadi impian kita, maka sulit sekali rasanya bila tidak mengatakan bahwa begitu senangnya hati dan rasa ingin menjaganya sangat tinggi karena jika diingat bagaimana perjuangan dikala sebelum datangnya barang tersebut kita sangat merasa bagai orang yang paling berjuang di dunia ini. Namun, apa yang terjadi ketika kita kehilangan barang itu? Jawabannya, tentu saja tidak rela jika suatu saat barang tersebut akan hilang begitu saja atau kita tidak sempat memiliki karena kita kalah cepat bergerak dibanding dengan orang lain. Itulah analogi kehidupan dengan faktor x yang sejatinya sudah melekat atau sudah kita miliki sejak lahir. Dari analaogi yang sudah kita pahami barusan, akankah kita merenung bahwa faktor x adalah salah satu hal yang berharga?
Potensi diri saya adalah…
“Tidak ada beban yang lebih berat daripada potensi yang tidak terpenuhi.”-Charles Schulz
Faktor x tidak berwujud benda namun bisa dirasakan. Seperti analogi sebelumnya, perlu perjuangan untuk sesuatu yang kita inginkan, ketika mendapatkan pun harus tetap berusaha agar benda tersebut tetap menjadi sesuatu yang selalu kita inginkan dan tidak hilang. Faktor x juga bisa mati apabila kita melakukan sebuah usaha contohnya seperti menentang perubahan. Maka dari itu, dengan adanya usaha dan perubahan yang terjadi inilah yang menjadikan faktor x seseorang menjadi lebih kuat, lebih besar. Baik dengan usaha sendiri, atau ada pendukung lainnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menemukan faktor x dalam diri adalah sebagai berikut:
- Kenalilah diri sendiri dan mulailah menimbulkan faktor x dalam diri
- Carilah pintu yang mampu membuat faktor x tadi terus tumbuh.
- Jangan selalu merasa nyaman pada posisi yang sekarang, karena nyaman
Dengan cara ini, kita memaksa agar muncul keberanian diri untuk mengeksplor lebih dalam apa yang sudah kita lakukan selama ini dan apa yang bisa menjadikan bahwa diri kita sangat berharga, Berikut langkah nyata yang bisa dilakukan untuk menjalankan tips yang sudah dijelaskan di atas :
Kegiatan yang dikuasai | Kegiatan yang dicintai | Kegiatan yang menghasilkan |
Dari mengenal diri sendiri kita akan tau apa yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan dan terus menumbuhkan faktor x yang dimiliki sehingga bisa menjadi faktor x yang istimewa. Selanjutnya adalah liat sekeliling kita, siapapun, dan semua potensi yang ada. Misalnya, lingkungan yang suportif juga merupakan bentuk pintu yang bisa menjadikan faktor x ini terus tumbuh. Seperti berikut merupakan bisa menjadi salah satu alternatif mengenali lingkungan untuk mencari faktor x :
“Saya merupakan anak pertama. Kebiasaan dari kecil yang saya lakukan adalah saya tidur siang untuk menjaga stamina, kemudian sore adalah waktu bermain saya sekaligus olahraga. Dan setiap habis maghrib sampe jam 8 adalah jam belajar saya yang selalu ditemani oleh orang tua saya. Lingkungan keluarga saya pun selalu mendukung untuk tetap menjadi orang yang haus ilmu apapun itu, dan harus diniatkan supaya berkah. ……”
Diatas merupakan analisa sederhana yang bisa dilihat dan masih banyak lagi cara yang bisa dilakukan sesuai dengan preferensi masing-masing. Menggunakan SWOT pun bisa menjadi salah satu solusi menemukan dan mengembangkan potensi diri.
Mahakarya
Sekarang, saya akan menuliskan bagaimana saya bisa menemukan faktor x yang ada pada diri saya dan menjadikannya sebagai bahan untuk selalu menjadi yang lebih baik dan meyakini suatu saat inilah yang akan menjadi mahakarya besar dalam hidup saya.
Kegiatan yang dikuasai | Kegiatan yang dicintai | Kegiatan yang menghasilkan |
Public Speaking | Memberi motivasi | Public speaking |
Mentoring | Berbagi/beramal | Mentoring |
Mengonsep | Bernyanyi | Bernyanyi |
Menulis | Menulis | |
Mengonsep | ||
Bermain dan berkreasi dengan teman |
Saya Sulthan Siradjuddin. Saya terlahir dari keluarga sederhana yang selalu berusaha untuk bisa menjadikan anak-anaknya menjadi orang sukses dan tidak mengulangi kesalahan orang tuanya. Saya dari kecil dibiasakan untuk bisa mengatur waktu untuk saya sendiri. Saya tiap pagi selalu disuruh untuk sarapan pagi apapun itu pokoknya tidak boleh ke sekolah dengan perut kosong. Dari siang sampe sore ada pula kegiatan terstrukturnya. Dan selepas maghrib hingga pukul 8 adalah waktu dimana saya harus mengerjakan tugas dan belajar yang selalu ditemani oleh orang tua saya. Salah satu kegiatan rutin keluarga besar saya juga adalah adanya pertemuan keluarga tiap 4 bulan sekali sehingga membuat tali silaturahim tetap terjaga dan banyak lagi.
Lingkungan hidup saya juga tidak kalah baiknya. Banyak yang bisa dieksplor, awalnya saya yang sangat pemalu sampe saya yang bisa menjadi salah satu orang yang bisa memberikan kontribusi di masyarakat sekitar lewat karang taruna dan wadah lainnya. Banyak juga teman-teman saya yang mulai merintis dan bahkan sudah menjadi pengusaha dan ada banyak lagi orang-orang yang suportif untuk kebaikan lainnya termasuk lingkungan saya yang juga suka musik dan banyak lagi.
Menginjak pada jenjang pendidikan, sangat terasa sekali manfaat dan ilmu yang saya dapatkan bahkan saat SMA saya merasa lebih banyak mendapat ilmu diluar bangku kelas, seperti sosialisasi, mengikuti lomba, berorganisasi, bercanda dengan guru, dan sebagainya. Hingga sampai pada saat kuliah, saya rasa banyak langkah yang bisa saya lakukan walaupun terasa sangat telat. Yang bisa dilakukan saat ini adalah untuk segera menjalin silaturahim dengan orang-orang yang bagi kita adalah sebagai expertise dengan acuan dari tabel kegiatan di atas dan harusnya kita mencari expertise dari kegiatan yang kita kuasai, cintai, dan menghasilkan.
Sekian tulisan mengenai faktor-x yang bisa saya berikan. Sebagai penutup, kita hanyalah manusia yang tidak akan berharga ketika kita tidak menjadi manusia yang sebenarnya dan bisa diawali dengan menyayangi diri sendiri, salah satunya adalah mensyukuri anugerah Tuhan yang biasa disebut faktor-x.
Saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk menjadikan tulisan berikutnya lebih baik dan menjadi sarana instropeksi diri. Terimakasih, semoga bermanfaat.
Recent Comments